METRO SULTENG- Tak sedikit jumlahnya, masyarakat Desa Emea, Kecamatan Witaponda, Kabupaten Morowali hadiri kegiatan kampanye pasangan nomor urut 1 Taslim-Asgar Ali. Hal yang menarik ialah pernyataan masyarakat untuk tetap bersama Taslim untuk membangun Morowali lima tahun kedepan.
Salah satu masyarakat yang akrab disapa Dion mengatakan, Kabupaten Morowali ini telah dibangun pondasinya oleh Taslim pada periode 2018-2023, pembangunan tak hanya dari segi infrastruktur tapi juga jiwa masyarakat melalui peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pendidikan dan keagamaan.
"Kalau saya, kasih lagi kesempatan dua periode. Taslim sudah membangun pondasi Morowali ini lima tahun yang lalu, kalau tidak dilanjutkan, kapan selesai pembangunan di Morowali,"kata Dion warga Emea. Jum'at malam (27/9/2024).
Baca Juga: Tim LO 4 Paslon Kepala Daerah di Tolitoli Ikut Rakor Sikadeka
Menurut keterangan Dion, jika Morowali dipimpin oleh yang lain berarti pembangunan akan di ulang dari awal lagi, mulai dari pondasi dan hal itu kapan selesainya. Mari kita lanjutkan pembangunan kesejahteraan untuk masyarakat Morowali.
"Sudah ada pondasi pembangunan Taslim, terus kita hentikan dengan memilih pemimpin baru. Itu sama halnya buat pondasi baru, kapan selesainya,"ujar Dion.
"Lanjutkan dulu, bangun dulu. Daerah ini sejahtera kalau di pimpin oleh bupati yang mementingkan kesejahteraan masyarakat Insha Allah kami juga akan sejahtera,"sambungnya.
Sementara itu, calon bupati Morowali nomor urut 1, Drs Taslim dalam pemaparannya, lima tahun yang lalu demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat petani sawit, telah didatangkan investor pabrik PT BJS yang mendongkrak harga sawit petani.
Masalah ketimpangan perekonomian juga dilibas rata dengan mendatangkan dua kawasan industri yaitu kawasan industri ekonomi khusus di sambalagi dan PT IHIP di Topogaro.
Baca Juga: Diskusi Dibubarkan Preman di Jakarta, Didhadiri Said Didu, Refly Harun dan Din Syamsuddin
Pembangunan infrastruktur jalan-jalan di pelosok secara besar-besaran baik di wilayah kepulauan, maupun daratan seperti di wilayah Witaponda dan Bumi Raya.
"Yang besar saja kita kerjakan, sisa 30% pengaspalan jalan belum kita lakukan karena terbatas waktu termasuk Emea ini. Insha Allah saya dengan pak Asgar berjanji akan kami tuntaskan pengaspalan. Mari kita lanjutkan bapak, ibu menyelesaikan pembangunan yang telah kami kerjakan ini," ujarnya.
Taslim berharap ditahun-tahun politik ini masyarakat tidak termakan dengan janji-janji politik yang belum tentu terbukti dan tidak terpengaruh isu-isu soal listrik yang mati padam.
Pihaknya tak ingin hal itu dirasakan oleh masyarakat, hanya saja di batasi oleh kewenangan. "Seandainya PLN ini kewenangan saya, saya ambil alih saya buatkan dinas, agar masyarakatku lampunya stabil, tapi minta maaf ini soal kewenangan," ucapnya.
Berbicara soal kepedulian penerangan lampu listrik masyarakat, lima tahun lalu Taslim telah membuktikan. Wilayah kepulauan di Pulau Paku dan sekitarnya, jaringan listrik telah terbentang sepanjang 8 desa.