Pekerjaan Utama Jalan Kebun Kopi Sudah Rampung, Kini Hanya Pemeliharaan Saja

photo author
- Kamis, 5 September 2024 | 10:34 WIB
Kepala BPJN Sulawesi Tengah, Dadi Murdadi. (Foto: Ist).
Kepala BPJN Sulawesi Tengah, Dadi Murdadi. (Foto: Ist).

METRO SULTENG - Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah, Dadi Murdadi, ST., MM, membantah stigma bahwa proyek jalan nasional Kebun Kopi adalah proyek abadi yang tak kunjung selesai. Menurutnya, penanganan jalan tersebut sudah berjalan sesuai rencana, namun statusnya sebatas pemeliharaan rutin saja.

Diketahui, jalan nasional di Sulawesi Tengah ini menghubungkan tiga daerah. Yaitu Kota Palu, Donggala, dan Parigi Moutong. Panjangnya kurang lebih 40 kilometer.

"Sebetulnya, ini bukan proyek abadi. Setiap tahun, ada alokasi dana untuk pemeliharaan jalan nasional, termasuk ruas jalan Kebun Kopi. Begitu juga dengan ruas jalan lainnya, semua mendapatkan pemeliharaan rutin," kata Dadi Murdadi pada akhir Agustus lalu, menanggapi
sorotan masyarakat terkait kondisi jalan Kebun Kopi.

Baca Juga: 10 Tahun di Komisi V DPR RI, Muhidin Said Buka Suara soal Proyek Abadi Jalan Kebun Kopi

Ia mengungkapkan, sejak 2022 tidak ada lagi alokasi dana besar untuk penanganan jalan Kebun Kopi. Yang dilakukan hanya pemeliharaan rutin, dengan anggaran yang semakin berkurang setiap tahun.

"Penanganan utama dilakukan selama tiga tahun pasca gempa, yaitu pada 2019, 2020, dan 2021. Saat itu, pekerjaan fokus pada perbaikan di enam titik besar di bagian lereng atas. Setelah itu, tidak ada lagi pekerjaan besar. Sekarang, kami hanya melakukan pemeliharaan," jelas Dadi.

Pada tahun 2024, anggaran pemeliharaan untuk jalan Kebun Kopi hanya sebesar Rp40 miliar dari APBN, jauh lebih kecil dibandingkan dengan alokasi dana pada 2022 dan 2023.

Pemeliharaan yang dilakukan saat ini lebih difokuskan pada penanganan longsoran di bagian lereng bawah, yang berpotensi membahayakan pengendara.

Baca Juga: Mantan Anggota DPRD Sulteng Cumbu Nama Muhidin M Said terkait Jalan Kebun Kopi

"Dengan kondisi medan yang melintasi bukit sepanjang kurang lebih 25 kilometer, ruas jalan Kebun Kopi memang sering mengalami longsor. Terutama di daerah-daerah dengan banyak tikungan dan lereng. Jika longsor sudah menggerus setengah badan jalan, penanganan harus segera dilakukan untuk menjaga keselamatan pengguna jalan," ujar mantan Kepala BPJN Bangka Belitung ini.

"Sebenarnya, dari 20 kilometer lebih yang membutuhkan pemeliharaan, hanya beberapa titik saja yang ditangani. Namun, itu sudah memberikan dampak yang cukup signifikan dibanding kondisi sebelumnya," imbuhnya.

Menurutnya, setelah gempa 2018, kondisi jalan Kebun Kopi sempat memburuk. Karena sering terjadi longsor yang memutus akses jalan, terutama pada malam hari. Ditambah lagi lebar  jalannya sempit sehingga membuat penanganan jalan ini sangat penting.

"Sekarang sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Medannya tidak seberat dulu," ujarnya.

Baca Juga: IMIP Klarifikasi Informasi Hoax Virus Cacar Monyet Yang Menyebar Lewat ABK Kapal

Karena itu, ia kurang setuju jika jalan Kebun Kopi disebut sebagai proyek abadi. Dan jalan tersebut tetap menjadi prioritas utama, karena merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan lintas barat dan lintas timur Sulawesi Tengah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X