Gempar Wabah Demam Keong Landa Sulteng, Ini 4 Kecamatan di Poso Yang Jadi Endemik Keong Beracun Itu

photo author
- Senin, 20 Februari 2023 | 17:21 WIB
Petugas Dinkes Provinsi Sulteng mencari keong pemicu demam keong pemyebab demam keong di Lambah Napu Poso untuk dimusnahkan (Foto: Ist)
Petugas Dinkes Provinsi Sulteng mencari keong pemicu demam keong pemyebab demam keong di Lambah Napu Poso untuk dimusnahkan (Foto: Ist)

METRO SULTENG-Dari hasil survei tinja penduduk program penyakit demam keong atau Chistosomiasis tahun 2022, diperoleh data bahwa ada sebanyak 245 orang warga Kabupaten Poso, Sulteng, yang dinyatakan positif telah tertular Schistosomiasis, melonjak tajam dari 45 orang pada tahun 2019.

Dari hasil penelusuran, belakangan baru diketahui, hal tersebut disebabkan stok obat Praziquntel yang disediakan oleh WHO memang kosong.

Baca Juga: Penyakit Demam Keong Yang Menyerang Ratusan Warga di Lembah Napu Poso Tak Bisa Ditangani Pemda Sendirian

Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Poso dr. Taufan Karwur mengakui soal meningkatnya angka penderita Schistosomiasis tahun 2022, jika dibandingkan pada tahun 2019 silam yang hanya ada 45 penderita.

Adapun wilayah Kabupaten Poso yang masuk dalam pemetaan penyebaran demam keong ada empat Kecamatan disembah Bada yaitu.

1. Kecamatan Lore Utara Meliputi Desa Alitupu, Desa Banyusari,Desa Dodolo, Desa Kaduwaa, Desa Wuasa, Desa Sedoa dan Desa Watumaeta.

2. Kecamatan Lore Timur Meliputi Desa Kalimago, Desa Maholo, Desa Mekarsari, Desa Tamadue dan Desa Winowanga

3. Kecamatan Lore Peore meliputi Desa Wanga dan Desa Watutau

4. Kecamatan Lore Barat Meliputi Desa Kageroa, Desa Tomihipi, Desa Toare dan Desa Lengkeka.

Baca Juga: Lansia Yang Hilang Dihutan Donggala Akhirnya Ditemukan Meninggal, Jasadnya Berada Disemak Belukar

Taufan juga mengimbau masyarakat, khususnya yang berada di dalam wilayah yang diketahui lokasi berkembangnya keong penyebar Schistosomiasis agar menggunakab Alat Pelindung Diri (APD) terutama dikaki saat turun beraktifitas di kebun yang kondisi tanahnya basah atau lembab.

“Gunakan sepatu karet (jenggel), saat berkebun agar larva pembawa bibit Schistosomiasis tidak masuk melalui pori-pori kaki,” ucap Taufan seraya menambahkan,” jangan biarkan ada lahan tidur, terlebih yang berawah agar segera dikeringkan dan menjadi lahan tanam. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada tempat keong berkembang sekaligus memutus mata rantai penularan,” imbuhnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X