METRO SULTENG- Penyakit kronis Schistosomiasi atau yang dikenal dengan nama deman keong saat ini masih terdapat di Indonesia tepatnya di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah di Kabupaten Sigi dan Poso.
Penyakit endemik ini hanya dapat dijumpai di 5 Desa di Kabupaten Sigi dan 23 Desa di Kabupaten Poso. Fakta tersebut membuat Indonesia menjadi negara satu-satunya dalam anggota South-East Asia Regional official (SEARO) yang masih memiliki masalah Schistosomiasis hingga sekarang.
Baca Juga: 245 Warga Poso Terserang Demam Keong, Obatnya Hanya Bisa Disiapkan WHO, Ini Upaya Pemda
Menurut data yang lansir dari laman resmi Kementrian Kesehatan Republik Indonseia (Kemenkes RI), pengendalian dan pencegahan penyakit demam keong di Indonesia dimulai sejak tahun 1981 dan berlanjut hingga sekarang.
Upaya pengendalian dan pencegahan ini dimulai di Lindu pada tahun 1981 dipeluas ke Napu ditahun 1982 dan Besoa pada tahun 1987. Berbagai upaya yang dilakukan guna mengedalikan dan mencegah mewabahhnya penyakit ini mulai dari upaya
Promosi kesehatan agar masyarakat menghentikan kebiasaan buang air besar sembarangan.
Pengobatan penderita Schistosomiasis Surveilans Schistosomiasis pada manusia, keong Oncomelania, dan tikus dan perubahan lingkungan untuk pemberantasan keong Oncomelania.
Baca Juga: Daun Kemangi Menyimpan Lima Khasiat Untuk Kesehatan Tubuh, Ini Dia Deretan Penyakitnya
Alhasil, prevalensi Schistosomiasis pada manusia berhasil diturunkan dari 5,9% tahun 1989 menjadi 1,2% tahun 2016. "Kemenkes sudah bekerja, prevalensi di manusia berhasil turun. Tapi siklus itu kan berjalan terus. Cacing itu bisa masuk ke tikus, bahkan binatang ternak," kata mantan Mentri Kesehatan Indonesia Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek saat ia menjabat, dikutip pada Minggu (19/2/2023).
Saat ini penyakit deman keong masih menjadi soal di Provinsi yang kaya akan sumber daya alam ini, Pemerintah Daerah hingga Pemerintah Pusat belum mampu mengendalikan dan mencegah penyakit kronis yang dapat mematikan ini, bahkan Pemerintah Daerah Kabupaten Poso sempat melaporkan adanya peningkatan kasus demam keong yang signifikan yakni 45 kasus naik menjadi 245 kasus ditahun 2021.
Baca Juga: Begini Strategi Bupati Morowali Dalam Memajukan Daerahnya
Ditahun 2022, Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah mencatat pravalensi kasus schistosomiasis di dua Kabupaten yaitu Sigi dan Poso mencapai 1,5 persen dari jumlah penduduk 28 Desa yang menjadi fokus penaganan. Padahal sebelumnya ditahun 2019 bisa ditekan hingga 1 persen.
Belum lagi soal obat-obatan Praziquantel bagi penderita deman keong yang kadang kehabisan stock sehingga dapat menghambat proses pengobatan. Menurut Kepala Dinas Provinsi Sulawesi Tengah I Komang Adi Sudjendra obat tersebut susah didapat, karena didatangkan dari luar Negeri, masuknya juga susah.
"Terus terang saja kemarin sempat kosong karena dari luar negeri, obat itu susah diperoleh, cara masuknya juga susah, nah baru datang hari Jumat (3/2/2023) lalu," ucap I Komang, seperti dilansir dari VOA.***