METRO SULTENG-Jadi, saat mengonsumsi nasi masih panas, penyerapan gula ke dalam darah terjadi sangat cepat. Akibatnya, kinerja pankreas menjadi lebih keras. Bila terus-menerus terjadi, produksi insulin oleh pankreas menjadi menurun. Dampak yang ditimbulkan, gula berkemungkinan besar begitu saja diserap oleh tubuh.
Itulah salahsatu dampak suka makan nasi dalam kondisi panas atau hangat. Sementata nasi adalah salah satu sumber karbohiidrat yang kita konsumsi sehari-hari.
Nasi sudah menjadi makanan pokok yang sulit dihindari dalam kehidupan.
Baca Juga: Penghasilan Suami Ria Ricis Dikepoin. Siapa Yang Kepoin Ya?
Bahkan, tidak sedikit orang yang menganggap belum makan kalau belum menyantap nasi.
Nasi adalah karbohidrat mendukung produksi serotonin, senyawa kimia dalam otak yang menimbulkan rasa senang.
Studi dari Archibes of Internal Medicine menunjukkan bahwa orang yang melakukan diet rendah karbo selama setahun, cenderung mengalami depresi, mudah gelisah, dan mudah marah.
Kemudian, nasi juga memiliki kandungan nutrisi yang diyakini dapat membantu otak dalam mengaktifkan neurotransmiter.
Baca Juga: Salib Rafathar, Farel Prayoga Jadi Sultan Cilik, Berangkat Sekolah Naik Pesawat Jet
Adapun neurotransmiter dapat membantu mencegah jenis penyakit Alzheimer atau penyakit yang mengganggu otak manusia.
Menjadi makanan pokok banyak orang, tahu nggak kalau makan nasi juga dibedakan dalam suhunya?
Artinya, makan nasi panas dan dingin memberikan efek berbeda pada tubuh.
Dilansir Grid.ID, Rabu 31 Agustus 2022, sudah jadi rahasia umum kalau nasi memiliki indeks glikemik tinggi yang membuat gula darah akan meningkat.
Hal tersebut disebabkan karena zat pati dalam nasi.
Adapun zat pati terbagi menjadi dua jenis, yaitu bisa dicerna dan tidak bisa dicerna.