Miris! Terkendala Biaya Operasional Ambulan Laut, Seorang Ibu Asal Desa Taduno Banggai Laut Terpaksa Dirujuk ke RS Gunakan Perahu Nelayan

photo author
- Rabu, 15 November 2023 | 21:29 WIB
Inilah kondisi ibu JN (42) asal Desa Taduno Kecamatan Bangkurung saat dirujuk ke RS Banggai Laut menggunakan perahu nelayan
Inilah kondisi ibu JN (42) asal Desa Taduno Kecamatan Bangkurung saat dirujuk ke RS Banggai Laut menggunakan perahu nelayan

METRO Sulteng – Tidak adanya alokasi bahan bakar untuk pengoperasian ambulan laut, membuat seorang ibu inisial JN (42) asal Desa Taduno Kecamatan Bangkurung, Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah, terpaksa dirujuk ke rumah sakit (RS) menggunakan perahu nelayan milik warga sekitar pukul 23.15 Wita, pasca melahirkan, Selasa (14/11/23) malam.

Menurut Bidan yang membantu persalinan, pasien mengalami pendarahan serius sehingga pihak Puskesmas Lantibung Kecamatan Bangkurung, harus merujuk ke RS Banggai Laut.

Proses penyelamatan pasien JN cukup dramatis. Pasalnya, terbatasnya fasilitas kesehatan penunjang menjadi salah satu kendala pada saat genting.

Padahal diketahui, Pemerintah Kabupaten Banggai Laut memberikan ambulan laut untuk kebutuhan transportasi pelayanan kesehatan masyarakat yang ada di kepulauan seperti, di Kecamatan Bangkurung, Labobo dan Kecamatan Bokan kepulauan.

Sayangnya, transportasi penunjang kesehatan masyarakat yang tujuannya untuk membawa pasien rujukan yang memerlukan perawatan intensif di RS Banggai Laut, tak bisa dinikmati warga pulau alias mubazir. Sebab biaya operasional yang dibutuhkan sangat tinggi, sementara anggaran yang disiapkan Pemerintah Kabupaten Banggai Laut sangat kecil.

“Ada speed ambulan laut, namun tidak jelas fungsinya. Karena tidak ada biaya operasional. Jadi, kalau ada masyarakat yang dirujuk menggunakan ambulan laut, maka dia sendiri yang harus tanggung biaya bahan bakarnya,” sebut beberapa warga Desa Taduno.

Hal inilah yang membuat warga kesulitan ketika dihadapkan dengan situasi dan kondisi darurat, seperti yang dialami JN.

Apalagi, kondisi ekonomi ibu JN yang hanya sebagai ibu rumah tangga, sedangkan suaminya hanyalah seorang nelayan. Sehingga kehadiran anak kelima mereka ini, membuat pasutri tersebut mengalami kesulitan saat ingin merujuk ke RS karena kurangnya biaya persalinan.

Yang akhirnya, keluarga pasien memilih melahirkan di fasilitas kesehatan terdekat. Namun setelah bayi lahir dengan selamat, sang ibu mengalami pendarahan dan harus dirujuk ke RS.

“Ini yang membuat keluarga ibu JN tidak mampu membiayai bahan bakar untuk ambulan laut, karena biayanya besar,” jelas warga.

Sehingga warga Desa Taduno mengambil inisiatif memfasilitasi ibu JN dan suaminya menggunakan perahu nelayan, agar ibu JN bisa berobat lanjut di RS kabupaten.

“Sebenarnya kami masyarakat yang tinggal di pulau sangat membutuhkan pelayanan kesehatan yang cepat jika ada yang butuh perawatan darurat atau pasien yang harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Dengan adanya ambulan laut sangat terbantu. Namun jika tidak ada biaya operasional atau BBM-nya bagimana?. Itu yang menjadi kendala,” keluh warga Taduno.

Olehnya, warga setempat sangat berharap Pemda Banggai Laut dapat mengalokasikan anggaran operasional ambulan laut terutama BBM-nya, agar persoalan jarak untuk memberi layanan kesehatan bagi warga pulau bisa diatasi. *(Ec)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abd Rahman M. Djafar

Tags

Rekomendasi

Terkini

X