hukum-kriminal

Komnas HAM: PSSI Langar Etik, Harus Bertanggung Jawab Tragedi Stadion Kanjuruhan

Kamis, 3 November 2022 | 13:25 WIB
Presiden Jokowi didampingi pejabat terkait meninjau kondisi Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada Rabu (05/10/2022). (Foto: BPMI Setpres)

METRO SULTENG-Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara menyebutkan bahwa terdapat pelanggaran regulasi FIFA dan PSSI dalam perjanjian kerjasama antara PSSI dengan Polri. Hal tersebut disampaikan dalam pemaparan hasil akhir temuan faktual dari pemantauan dan penyelidikan Komnas HAM terkait tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

“Kami menemukan pelanggaran regulasi FIFA dan PSSI dalam perjanjian kerjasama antara PSSI dengan Polri,” ujar Beka di Kantor Komnas HAM, Rabu (2/11/2022).

Baca Juga: Polri Gelar Latihan Pengamanan KTT G20 di Bali

Dituturkannya, PSSI disebut melanggar aturannya sendiri dalam pembuatan perjanjian kerjasama (PKS) yang bertentangan dengan regulasi FIFA.

“Temuan faktual kedelapan, PSSI melanggar regulasinya sendiri. Inisiasi pembuatan PKS (perjanjian kerja sama) dan penandatanganannya secara substansi bertentangan dengan regulasi PSSI dan FIFA. Misalnya pelibatan PHH Brimob dan atribut kelengkapannya,” paparnya.

Selain itu, dijabarkan bahwa PSSI tidak menetapkan laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober lalu sebagai pertandingan yang beresiko tinggi atau high risk.

Baca Juga: Farel Prayoga Guncang Panggung HUT MNC Group ke-33 Lewat Lagu Ojo Dibandingke

Sementara itu, Komisioner Komnas HAM, Chairul Anam menambahkan, PSSI harus bertanggung jawab dalam tragedi tersebut baik secara etik maupun pidana lantaran PSSI seharusnya bisa melakukan tugasnya dengan baik, namun tidak dilakukan.

“Oleh karena itu, PSSI seharusnya bisa melakukan hal-hal diatas tapi tidak dilakukan. Maka harus ikut bertanggung jawab. Semua yang terlibat jangan hanya etik, tapi juga pidana,” tandasnya.

Seperti diketahui, Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menewaskan 125 orang suporter Arema atau Aremania, Sabtu 1 Oktober 2022. Ini menjadi bencana sepak bola, terbesar di dunia setelah terjadi di Lima, Peru pada 1964 silam dan Ghana pada 2001 lalu.

Baca Juga: Film Avatar 2 Dirilis Dengan Durasi Lebih Lama 3 Jam, Nikmati Kepuasan Menontonnya

Jumlah korban yang banyak itu pun sama-sama diduga akibat penggunaan gas air mata di dalam stadion yang digunakan aparat untuk membubarkan massa.***

 

Tags

Terkini