hukum-kriminal

Puluhan Orang Pelaku Persekusi terhadap Ketua DPRD Poso Dipolisikan

Senin, 14 Desember 2020 | 18:46 WIB
IMG-20201214-WA0039

METROSULTENG.com - Ketua DPRD Poso Sesi KD. Mapeda melalui kuasa hukumnya Yan Patrish Binela, SH. MH mengatakan, pihaknya akan melakukan upaya hukum, melaporkan puluhan orang yang telah melakukan penghadangan dan penggeledahan terhadap kendaraan Ketua DPRD Kabupaten Poso, yang juga ketua tim pemenangan Paslon DAS -Beramal di dusun Toaro, Kelurahan Sawidago, pada (8/12) malam yang lalu.

"Laporan itu kami tujukan ke Polres Poso, Intinya kami keberatan terhadap persekusi yang telah dilakukan oleh puluhan orang di Toaro. Insiden malam itu telah merampas hak asasi dari klien kami. Sebab tindakan oknum-oknum tersebut dengan memaksa melakukan penggeledahan mobil dan isi tas dari ketua dewan telah merupakan tindakan pidana, " tutur Yan Patrish, Seniin (14/12).

Pengacara senior di Poso itu mengatakan, jika laporan ke pihak Polres Poso mereka lakukan setelah ada hasil kajian dan klarifikasi dari Bawaslu Poso, yang menerangkan jika ibu ketua DPRD Poso malam peristiwa itu tidak terbukti melakukan money politik atau politik uang untuk menangkan salah satu Paslon, seperti yang dituduhkan oleh puluhan orang yang viral di medsos.

"Hari ini kami laporkan puluhan orang pelaku persekusi ke Polres Poso yang lakukan penghadangan itu. Mereka diduga melakukan pidana umum, penghinaan terhadap ketua DPRD, pencemaran nama baik, perbuatan tidak menyenangkan, intimidasi. Sementara pelanggaran pidana khusus adalah, menyebarkan berita bohong atau hoax melalui medsos dan pelanggaran hak asasi manusia, hal ini sangat berat hukumanya, contoh ada beberapa perkara yang sedang disidangkan di PN poso terkait perkara ini," jelas kuasa hukum ketua DPRD Poso itu kepada wartawan di kafe Janji Jiwa di kota Poso.

Sementara itu, Ketua DPRD Poso yang juga ketua tim pemenangan DAS-Beramal, Sesi KD Mapeda kepada wartawan mengatakan, apa yang dituduhkan oleh warga dan yang viral di medsos soal kami bagikan uang di masa tenang itu adalah hoax dan tidak kami lakukan.

"Kami kader Golkar telah diwanti-wanti jangan melakukan politik uang. Berpolitik dengan santun dan beretika. Sebab Pilkada harus melahirkan pimpinan daerah yang berintegritas dan bermartabat. Tindakan persekusi yang kami alami kelihatannya telah direkayasa oleh Paslon tertentu untuk menurunkan elektabilitas dari Paslon Das-Beramal," tutur sang ketua.

Kronologis peristiwa tersebut, kata dia, adalah sehabis Ibadah Penghiburan Duka Sepupu di Kelurahan Tendeadongi, kami bersilaturahim dengan Tim-tim di beberapa titik di dusun Toaro Kelurahan Sawidago yang sedang begadang di beberapa titik.

Pada saat di titik ke 4 di rumah Edi Agus Lontada, Ibu SKM singgah menyapa tim-tim kurang lebih 5 menit, pada saat hendak kembali ke Mobil tiba-tiba datang 1 orang Panwas atas desakan tim dari Paslon tertentu.

Setelah diskusi dengan Panwas, Sesi menuju mobil untuk pulang menuju Kota Poso persiapan mencoblos besok, tiba-tiba dari tim Paslon tertentu menghalangi mobil Sesi dan meneriaki dengan kata-kata makian bahkan ada kata "Ibu Ketua Binatang".

Bahkan mereka menggeledah Tas Sekpri Sesi. Melihat kondisi yang kurang baik, pada saat Bhabinkamtimas dan BABINSA tiba, Sesi meminta untuk ke Polsek Pamona Utara di Kelurahan Sangele, untuk menghindari hal yang tidak di inginkan. Saat itu, Sesi digiring seperti orang yang telah melakukan kesalahan.

"Tuduhan di Medsos mengatakan saya membagikan uang, itu tidak benar dan Ketua Panwas Kecamatan Pamona Utara siap bersaksi jika saya melakukan seperti yang mereka tuduhkan. Peristiwa ini kelihatannya telah didesain untuk menurunkan elektabilitas DAs-Baramal. Dan peristiwa ini sangat berpengaruh pada capaian suara Das-beramal di Dapil dua. Ini merupakan kampanye hitam jelang pencoblosan dari paslon tertentu, " pungkas Sesi KD. Mapeda. (dy)

Tags

Terkini