hukum-kriminal

Komisi III DPRD Sigi akan Pelajari Sorotan Kualitas Proyek Sabo Dam Rp78 M

Minggu, 3 Agustus 2025 | 11:47 WIB
Pekerjaan proyek di Sigi yang diduga materialnya hanya menggunakan batu boulder jenis batu lokal setempat..

METRO SULTENG - Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Sigi, Herman Latabe, menyatakan akan mempelajari dulu sorotan masyarakat Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, terkait kualitas pekerjaan penahan tanggul di Desa Bangga.

Sebelumnya, pekerjaan tanggul proyek Sabo Dam Rp78,8 miliar yang hanya menggunakan batu boulder jenis batu lokal setempat, diragukan kualitasnya oleh masyarakat setempat. Padahal pekerjaan seperti itu seringkali menggunakan batu boulder dari Loli, Kota Palu.

Menyikapi hal ini, Herman belum mau berkomentar terlalu jauh. Tapi pada intinya, ia merespons sorotan terhadap kualitas pekerjaan tersebut.

"Kami di Sigi hanya penerima manfaat saja. Itu proyek dari pusat, melekat di BWSS III Palu. Ranah pengawasan kami agak terbatas soalnya untuk ini," ujarnya.

Akan tetapi, ia berjanji akan turun ke lapangan bersama rekan-rekan Komisi III, bilamana keluhan kualitas pekerjaan itu terus terdengar di masyarakat.

"Secara teknis, saya belum mau tanggapi dulu. Kami pelajari dulu ya. Tapi yang jelas, masyarakat kami sebagai penerima manfaat mestinya lebih merasa aman dengan kehadiran proyek tersebut sebagai penangkal banjir," ujar Herman.

MATERIAL PROYEK DISOROTI 

Sebelumnya, sebagian pekerjaan penahan tanggul Sabo Dam tersebut ditengarai tidak menggunakan material yang berstandar.

Batu boulder (ukuran 25 cm hingga 60 cm ke atas) yang digunakan tidak berasal dari Loli, Kota Palu. Tapi hanya menggunakan batu lokal setempat. Hal ini sempat menjadi pertanyaan di masyarakat.

"Sudah PHO memang. Tapi sebagian pekerjaan tanggulnya hanya pakai material batu lokal disini," kata salah seorang warga Desa Bangga, Kabupaten Sigi, yang enggan disebutkan namanya baru-baru ini.

Menurut warga setempat, khususnya pekerjaan tanggul di sekitar Desa Bangga (Kecamatan Dolo Selatan), batu bouldernya tidak disuplai dari Loli. Pelaksana proyek hanya memanfaatkan batu lokal. Kebetulan di sekitar lokasi proyek di Desa Bangga, batu lokal melimpah.

"Kenapa justru pekerjaan tanggul di Bangga, tidak pakai batu Loli. Sementara pekerjaan tanggul di Desa Jonoge, Kecamatan Sigi Biromaru, pakai batu Loli," terang warga soal pekerjaan PT Arafah Alam Sejahtera tersebut.

Padahal pekerjaan tanggul Desa Bangga dan Desa Jonoge merupakan satu kesatuan. Tapi justru menggunakan material yang berbeda. (*)

 

Tags

Terkini