METRO SULTENG – Menyusul insiden dugaan premanisme dalam aksi demonstrasi di kawasan PT Vale Indonesia Tbk, Kepolisian Resor (Polres) Morowali menegaskan komitmennya untuk menindak tegas segala bentuk aksi yang mengganggu iklim investasi di wilayah tersebut. Perusahaan pun diminta aktif melapor jika mengalami gangguan serupa.
Hal itu disampaikan langsung oleh Wakapolres Morowali, Kompol Awaluddin Rahman, saat ditemui sejumlah awak media di ruang kerjanya, Jumat (2/5/2025). Ia menekankan bahwa Polres Morowali berupaya keras menciptakan situasi kondusif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kami berkomitmen menjaga iklim investasi dari segala bentuk tindakan premanisme,” tegas Awaluddin.
Sebelumnya, kawasan Indonesia Growth Project (IGP) milik PT Vale Indonesia Tbk di Desa Ululere, Kecamatan Bungku Timur, didatangi sekelompok demonstran yang mengatasnamakan rumpun keluarga Lasapi pada peringatan Hari Buruh, Kamis, 1 Mei 2025.
Alih-alih menyuarakan tuntutan, aksi tersebut justru diwarnai tindakan intimidatif. Berdasarkan video yang beredar, salah satu demonstran berbaju merah tampak menyelipkan senjata tajam jenis badik di pinggangnya sambil menantang petugas keamanan duel.
“Mana itu parang... Kasih itu security, kasih itu parang. Mana itu yang pakai topeng kemarin, kasih baku tikam saja,” ujar pria dalam video tersebut, yang kini viral di media sosial.
Demonstran lainnya juga terlihat membawa senjata tajam jenis parang. Mereka menuding PT Vale menggerakkan preman untuk mengamankan kawasan industri, tuduhan yang dibantah tegas oleh pihak perusahaan.
Dalam pernyataannya, pihak PT Vale menegaskan tidak ada unsur mobilisasi premanisme dalam pengamanan kawasan. Mereka bahkan mempersilakan demonstran untuk menempuh jalur hukum jika memiliki bukti.
Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi apakah pihak perusahaan maupun demonstran telah melaporkan insiden tersebut ke kepolisian. Namun, Polres Morowali menyatakan siap menerima laporan dan akan memprosesnya sesuai ketentuan hukum yang berlaku