METRO SULTENG - Eva Bande selaku Ketua Satuan Tugas Penyelesaian Konflik Agraria (PKA) bentukan Gubernur Sulawesi Tengah, menjawab kritikan yang ditujukan kepada Satgas yang ia pimpin.
Menurut Eva, dirinya bekerja tidak sendiri atau one man show. Ada tim yang dibentuk. Dalam tim tersebut terdiri dari beberapa unsur. Ada perwakilan pemerintah, praktisi hukum, LSM, aktivis lingkungan hingga akademisi.
Baca Juga: Satgas Penanganan Konflik Agraria Bentukan Gubernur Sulteng Dikritik, Urgensinya Dipertanyakan
"Saya tidak bekerja sendiri, melainkan bersama tim yang terdiri atas sejumlah pihak, baik dari unsur pemerintah, praktisi hukum, LSM, aktivis lingkungan, dan akademisi," jawab Eva dihubungi media ini pada Sabtu (29/3/2025) malam.
Satgas PKA bekerja, lanjut Eva, sesuai prinsip keadilan dan hak asasi manusia atau HAM.
"Bagi kami, pendekatan pidana yang selama ini dipraktikkan oleh pihak aparat keamanan, tidak memenuhi rasa adil," ungkapnya.
Bahkan ia menggaransi bahwa kerja-kerja yang akan dilakukan Satgas PKA tetap profesional dan objektif.
Baca Juga: Diminta Objektif, Satgas PKA Jangan sampai Mengganggu Iklim Investasi di Sulteng
"Tentu saja dalam proses itu, kami menjaga objektivitas," komitmen Eva.
Walau demikian, ia tak mau terlalu jauh menjawab kritik yang dialamatkan kepada Satgas PKA dan dirinya. Sebab Satgas ini baru saja dibentuk.
"Kami sedang bekerja dan biarlah proses itu berlangsung hingga selesai. Hasilnya akan terjawab kemudian," tandas aktivis perempuan asal Sulteng ini. (*)