hukum-kriminal

Serangan Iran ke Israel Dibalas Dengan Peluncuran 200 Rudal, Amerika Turun Tangan

Rabu, 2 Oktober 2024 | 09:45 WIB
Poster perdana menteri Iran (Foto: Ist)

METRO SULTENG-Israel berjanji akan membalas setelah Iran menembakkan rudal ke Tel Aviv pada hari Selasa (1/19/24) saat ketegangan regional meningkat sehari setelah Israel mengatakan pihaknya memulai invasi darat di Lebanon selatan untuk melawan ancaman dari Hizbullah.

Iran mengatakan mereka telah menembakkan 200 rudal dan 90 persen di antaranya berhasil mengenai sasaran.

Sekitar 180 rudal balistik ditembakkan dan sebagian besarnya ditembak jatuh, tetapi beberapa mendarat di Israel tengah dan selatan, menurut militer.

Ledakan terdengar di Yerusalem dengan banyak warga Israel memenuhi tempat perlindungan bom saat sirene berbunyi di seluruh negeri.

Garda Revolusi mengatakan pihaknya menargetkan tiga pangkalan militer di wilayah Tel Aviv dan menjanjikan respons yang “lebih menghancurkan dan merusak” jika Israel membalas.

Baca Juga: Huawei Hi Matebook Bakal Jadi Laptop Pertama yang Dilengkapi HarmonyOS

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Teheran telah melakukan “kesalahan besar” dan berjanji akan membuat mereka membayarnya.

“Siapa pun yang menyerang kami, kami serang mereka,” katanya.

Iran mengatakan serangan itu menargetkan aparat keamanan, termasuk pangkalan radar, yang digunakan dalam perencanaan pembunuhan tokoh senior Hizbullah dan Hamas.

Pasukan Iran menggunakan rudal hipersonik Fattah untuk pertama kalinya, kata IRGC, menggambarkan senjata yang dapat melaju sedikitnya lima kali lebih cepat daripada kecepatan suara.

Presiden AS Joe Biden mengatakan serangan itu “kalah dan tidak efektif”.

“Jangan salah, Amerika Serikat sepenuhnya, sepenuhnya, sepenuhnya mendukung Israel,” katanya.

Gedung Putih juga menjanjikan “konsekuensi yang berat” atas tindakan Iran dan mengatakan akan bekerja sama dengan Israel untuk mewujudkannya.

Dua kapal perusak angkatan laut AS meluncurkan sekitar selusin pencegat terhadap rudal Iran, kata departemen pertahanan.

Inggris mengatakan bahwa personelnya juga terlibat dalam “upaya untuk mencegah eskalasi lebih lanjut,” tanpa merinci peran apa yang dimainkan oleh pasukan tersebut.

Halaman:

Tags

Terkini