METRO SULTENG-Setidaknya 18 orang tewas setelah serangan udara Israel menghantam gereja Ortodoks Yunani di Kota Gaza yang berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi para pengungsi.
Salah satu dari 1.000 umat Kristen di Gaza, Jahsan tidak pernah meragukan bahwa gereja adalah tempat yang aman baginya, istrinya yang sedang hamil, dan dua anaknya yang berusia lima dan enam tahun.
Gereja Ortodoks Yunani – yang tertua di kota ini, terletak di lingkungan Zaytoun – secara tradisional berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi umat Kristen dan Muslim selama perang berkala Israel melawan Gaza.
Baca Juga: Singer Reimagined bekerja sama dengan Genus Melahirkan Jam Tangan yang Dilengkapi dengan Mobil yang
Gereja itu melindungi ratusan orang ketika sebuah bom Israel merusak parah salah satu dari empat bangunan di kompleksnya pada Kamis malam, menyebabkan langit-langitnya runtuh dan menyebabkan puluhan orang terjebak di bawah beton, menurut para saksi.
Pada Jumat sore, Patriarkat Ortodoks Yerusalem mengatakan kepada Al Jazeera bahwa setidaknya 18 orang dipastikan tewas, termasuk beberapa anak-anak.
Gedung yang mereka bom berada di samping gereja,” kata Jahsan, masih terguncang akibat ledakan dahsyat yang menurutnya terjadi. “Kami hanya berdoa kepada Tuhan untuk mengakhiri perang ini.”
Sekitar 200 anak-anak, wanita, orang tua dan orang sakit berlindung di gereja tersebut ketika pesawat tempur Israel menargetkan bangunan tersebut dengan dua serangan, kata Ibrahim Al-Souri, korban selamat lainnya yang juga berlindung.
“Kami pikir kami akan dilindungi oleh gereja tetapi sayangnya pendudukan brutal Israel tidak membeda-bedakan,” katanya. “Mereka menargetkan gereja, masjid, dan rumah sakit. Tidak ada tempat yang aman.”
Al-Souri meminta masyarakat bebas di seluruh dunia untuk menekan pemerintah mereka agar menghentikan pertumpahan darah terhadap warga Palestina.
Baca Juga: Intip Jam Tangan Seri G-Shock Full Metal dengan Gradasi Multi Warna
“Kami tahu bahwa para pemimpin dunia menentang kami, namun seperti yang dikatakan [mantan pemimpin PLO] Yasser Arafat, kami adalah bangsa yang perkasa. Dan inilah harga yang harus kita bayar,” katanya.
Menurut Pastor Issa Musleh dari Patriarkat Ortodoks Yunani di Betlehem, bangunan yang runtuh merupakan bagian dari kompleks gereja. Puluhan orang ditemukan terluka saat upaya penyelamatan masih dilakukan pada hari Jumat untuk menemukan korban yang terjebak di bawah reruntuhan.***