METRO SULTENG - Penembakan seorang pemulung yang terjadi di Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada Kamis sore (11/7/2024) disesalkan banyak pihak. Apalagi pelakunya oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI) AU.
Pemulung yang menjadi korban penembakan bernama Jerni. Perempuan ini berasal dari Kabupaten Sigi. Lokasi penembakan di Jalan Dewi Sartika, Kota Palu.
Menanggapi kasus ini, Wakil Ketua Umum DPP Partai Nasdem, H Ahmad Ali, mendesak TNI untuk mengambil tindakan tegas terhadap anggota yang terlibat dalam penembakan warga sipil. Langkah ini dianggap penting untuk menghilangkan kesenjangan antara masyarakat dan TNI.
“Tindakan seperti ini membuat jarak antara masyarakat dan TNI semakin lebar. Oleh karena itu, saya minta Denpom untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap pelaku,” desak Ahmad Ali kepada wartawan, Jumat, 12 Juli 2024.
Calon Gubernur Sulteng tersebut menambahkan, perilaku oknum TNI yang melakukan penembakan dengan senapan angin terhadap warga sipil, dapat merusak citra institusi TNI secara keseluruhan.
Baca Juga: Happy Ending! Ahmad Ali Terima Rekom B1KWK NasDem di Pilgub Sulteng 2024
“Orang tidak akan menyebut nama pelaku, tetapi mereka akan melihatnya sebagai anggota TNI,” ujar Ahmad Ali.
Dia juga meminta agar tindakan tegas terhadap pelaku diumumkan kepada publik untuk menciptakan rasa keadilan di masyarakat.
Ahmad Ali mengecam tindakan oknum TNI tersebut yang dinilai tidak manusiawi.
“Bahkan terhadap hewan atau ternak, kita harus memperlakukan dengan baik, apalagi terhadap manusia,” sesal Ahmad Ali.
Menurutnya, penembakan tersebut tidak akan terjadi jika dilakukan dengan komunikasi yang baik. “Jika ada yang memasuki kompleks, seharusnya bisa diatasi dengan komunikasi,” sarannya.
Baca Juga: Kasus Sekdes Menelantarkan Anak dan Istri Resmi Dilaporkan ke Polisi
Ia menekankan, jika kompleks militer tidak boleh dimasuki masyarakat, harus ada tanda yang jelas. "Kalaupun ada yang masuk, bisa diingatkan dengan cara yang lebih manusiawi. Jangan mengingatkan dengan senjata," sesalnya lagi.
Perilaku seperti itu (penembakan) tidak bisa dibenarkan. Dan pelaku penembakan harus ditindak tegas dan hasilnya dipublikasikan.
“Trauma masa lalu bisa kembali menghantui masyarakat. Sejak reformasi, TNI dan masyarakat sudah semakin menyatu,” ungkap Ahmad Ali.