ekonomi

Peringati Hari Pangan Sedunia, BRI Peduli Tegaskan Komitmen Dukung Ketahanan Pangan Melalui Panen Raya BRInita

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 12:55 WIB
Program BRInita konsep bertani dengan memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman.(Foto: Ist)

Dhanny juga menegaskan bahwa urban farming diharapkan dapat menjadi pilar penting dalam mewujudkan ketahanan pangan yang inklusif dan berkelanjutan.

Pelaksanakan BRInita ini juga mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/ Sustainable Development Goals (SDGs).

Program ini juga mendukung Asta Cita Pemerintah yaitu memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

“Di Hari Pangan Sedunia 2025 ini, mari kita dukung dan kembangkan urban farming sebagai bagian dari solusi modern menghadapi krisis pangan dan perubahan iklim. Bersama, kita wujudkan kota yang sehat dan berkelanjutan, demi masa depan pangan yang lebih baik untuk seluruh generasi”, imbuhnya.

Di lain pihak, Neni, selaku Ketua Kelompok Wanita (KWT) Buruan Sae Pajajarah Hegar mengungkapkan bahwa Kebun Agro Wisata Kampung Berkebun Pajajaran merupakan salah satu wadah urban farming yang dimanfaatkan oleh anggota kelompok untuk kegiatan positif sekaligus sebagai sebagai solusi ketersedian pangan bagi anggota kelompok.

Baca Juga: Wakil Presiden Gibran Panggil Menkeu Purbaya, Ungkap Terima Masukan Kepala Daerah soal Anggaran TKD yang Dipangkas dan Minta Gaya Komunikasi Diperbaik

“Tadinya kami tidak punya lokasi untuk menaman, sekarang sudah ada wadahnya. Kami sangat gembira tentunya, bisa menikmati hasil panen bersama”, ungkapnya.

Sebagai informasi, sejak diluncurkan pada 2022, program BRINita telah dilaksanakan di 31 titik dan telah memberikan manfaat bagi 1.160 jiwa. Program ini juga telah berkontribusi bagi 86,48% Indeks Pembangunan Manusia (IPM) secara umum serta 20,16% IPM Perempuan.

Selain itu, program ini juga secara nyata telah menghasilkan 9.544,33 Kg tanaman sayuran hasil panen, 112 tanaman obat-obatan keluarga (Toga) dan berkontribusi 11,27% terhadap penurunan stunting.

Program ini juga telah berkontribusi bagi lingkungan dengan menghasilkan 3.982 kg pupuk organik cair, 2.218 liter eco enzim, 64 produk olahan pupuk, 80 kg maggot BSF dan 238,61 kg C02-eq yang berkontribusi bagi efisiensi emisi gas rumah kaca dari penanaman sayuran hidroponik.***

Halaman:

Tags

Terkini