ekonomi

Sitti Salma Atjo dan Aktivitas Barunya Budidaya Ikan Nila Bioflock

Kamis, 19 Desember 2024 | 20:57 WIB
Hj Sitti Salma Atjo dan kolam budidaya ikan nila sistem bioflock yang berada di belakang rumahnya di Tavanjuka, Kota Palu, Sulteng.

NENEK empat cucu ini tidak mau menghabiskan masa tuanya hanya berdiam diri saja di rumah. Ia memilih tetap beraktivitas. Dan yang lebih penting lagi aktivitas yang produktif.

Itulah yang dilakoni Hj Sitti Salma Atjo dalam kesehariannya beberapa tahun terakhir. Di usia yang sudah menginjak 76 tahun, ia masih menyimpan semangat yang tinggi. Baginya, usia hanya sebatas angka, bukan penghalang untuk melakukan hal-hal yang positif.

Memanfaatkan pekarangan rumah bagian belakang, Sitti Salma saat ini membudidayakan ikan nila di rumahnya yang berada di Tavanjuka, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Baca Juga: Prospek Besar Bisnis Ikan Nila di Sulteng akan Digarap PPI

Bersama sang suami Efendi Sunusi, mereka membuat kolam budidaya dengan teknologi bioflock di belakang rumah. Ukuran persegi sekitar 4,5 meter x 4,5 meter. Konstruksinya dari beton.

Di kolam sederhana itulah, ditebar bibit ikan nila 1.600 ekor. Bobotnya sekitar 20 gram per ekor. Sitti Salma memesan langsung bibit ikan nila super dari Jawa.

"Ini kesibukan saya sekarang. Alhamdulillah tetap aktif di usia yang tidak muda lagi," ujar Sitti Salma sore itu (17/12/2024).

Teknologi budidaya bioflock, kata dia, cocok untuk budidaya rumahan. Karena selain lahan yang terbatas, kebutuhan air dan listriknya juga terbilang kecil. Demikian halnya dengan pakan, tidak memerlukan pakan dalam jumlah yang besar.

Baca Juga: Budidaya Ikan Nila Strategis dalam Penyediaan Protein dan Membuka Lapangan Kerja

Budidaya model ini juga tidak membutuhkan modal yang besar. Kabar baiknya lagi, hanya dalam waktu 75 hari atau 2,5 bulan, ikannya sudah bisa panen. Budidaya bioflock memiliki mortalitas (kematian ikan) antara 10-20 persen.

"Dari 1.600 ekor, yang akan dipanen diperkirakan 1.280 ekor nantinya. Hitungan ini sudah mempertimbangkan mortalitas yang tinggi hingga 20 persen," kata ibu tiga anak ini.

Saat ditanya kenapa memilih budidaya ikan nila, alasan Sitti Salma sangat sederhana. Dipicu oleh dua faktor katanya. 

Pertama, karena ia dan keluarga memang gemar mengonsumsi ikan jenis air tawar satu ini. Kedua, sudah familiar berurusan dengan kolam air, apalagi mereka juga memiliki kolam renang di Porame, Kabupaten Sigi. 

"Lauk favorit di rumah memang ikan nila. Suka sekali lah, karena dagingnya empuk nan lezat. Gizinya juga tinggi," ujarnya.

Saking favoritnya dengan ikan nila, Sitti Salma bersama keluarga sering mendatangi rumah makan yang menyediakan menu ikan nila. Kalau di Kota Palu RM Pondok Pinang di Kelurahan Kebonena, sedangkan di Kabupaten Sigi RM Toratima.

Halaman:

Tags

Terkini