Selain itu, mutu udang kita akan lebih baik, bahkan produk head on yang bernilai lebih tinggi volumenya bisa ditingkatkan. Diprediksi strategi ini mampu menekan biaya angkut hingga separuhnya.
Kedua, pendekatan produktifitas tidak lagi per satuan luas, tapi lebih pada jumlah benur yang ditabur. Realitas menunjukkan bahwa setiap 1 juta ekor benur yang ditabur, produksinya bisa bervariasi antara 0 hingga 35 ton/musim tanam.
Baca Juga: Petani Tambak Udang Petasia Timur Khawatirkan Dampak Limbah Tambang Nikel dan Sawit
Produksi udang 0 hingga 5 ton dianggap gagal, 5 hingga 10 ton belum kembali modal, dan 10 - 20 ton masuk katagori moderat, 20 - 30 ton kategori exelent, dan produksi diatas 30 ton per 1 juta ekor benur masuk kategori super.
Pendekatan ini dinilai lebih rasional mengukur produksi udang nasional. Berdasarkan data yang bersumber dari asosiasi pembenihan udang bahwa produksi benur setiap tahun sekitar 40 miliar ekor.
Dari produksi itu yang mampu lolos oleh karena kualitasnya, diprediksi sekitar 40 persen atau sejumlah 16 miliar ekor. Bila diasumsikan produksi per 1 juta ekor benur sekitar 20 ton, maka prediksi produksinya 320 ribu ton.
Setelah dikonfirmasi terhadap jumlah pakan yang beredar di pasaran, angka produksi itu memiliki korelasi yang kuat. Tahun 2023 pakan udang yang beredar diperkirakan sebanyak 420 ribu ton.
Bila diasumsikan bahwa Feed Convertion Ratio (FCR) 1.4, ini memberi makna memproduksi udang sebanyak 1 kg habiskan pakan sebanyak 1.4 kg. Data ini menunjukkan bahwa produksi udang nasional dari tambak yang menggunakan pakan hanya sekitar 300 ribu ton.
Selanjutnya kontribusi produksi dari tambak tradisional, tidak diberi pakan diprediksi sebesar 150 ribu ton. Karena itu produksi udang nasional antara 450 - 500 ribu ton per tahun. Data ekspor udang nasional juga memperkuat asumsi itu karena volumenya antara 200 - 250 ribu ton.
Ketiga, kualitas dan kuantitas benur menjadi salah satu faktor kunci (pembatas) mendorong peningkatan produksi udang. Kehadiran Nukleus Breeding Center (NBC) yang merupakan infrastruktur rekayasa genetik dinilai sangat strategis.
NBC idealnya dilengkapi BMC (Breeding Multificaton Center) yang berfungsi memperbanyak anakan yang dihasilkan oleh NBC, untuk selanjutnya menjadi induk udang yang digunakan oleh hatchery memproduksi benur, untuk dibesarkan di tambak.
Pada saat ini di Indonesia telah hadir unit usaha swasta NBC dilengkapi BMC dan hatchery. Perusahaan ini telah beroperasi cukup lama dengan performa benur cenderung konsisten sukses pada saat dipelihara di tambak.
Kita berharap tentunya jumlah NBC dan BMC dalam negeri diperbanyak, agar hatchery-hatchery bisa memproduksi benur berkualitas lebih banyak lagi yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan, sehingga diharap memacu peningkatan produksi.
Dalam proses produksi di NBC, BMC dan hatchery, salah satu soal yang mendasar adalah ketersedian pakan induk udang berupa cacing laut dan cumi-cumi yang bebas penyakit. Disinyalir kuat cacing laut dan cumi hasil tangkapan dalam negeri telah terkontaminasi.