Hilirisasi Kelapa Morowali, Diharap Memicu Percepatan Berani Makmur dan Sejahtera

photo author
- Selasa, 9 Desember 2025 | 18:14 WIB
Dr. Hasanuddin Atjo. (Foto: IST).
Dr. Hasanuddin Atjo. (Foto: IST).

Oleh: Dr. Hasanuddin Atjo

Investor asal China kembali menanamkan modalnya di Morowali, mengembangkan hiliirisasi kelapa terintegrasi. Ini adalah kesempatan emas, yang mesti dimanfaatkan.

Menurut Rosan Roeslani, BPI (Badan Pengelola Investasi) Danantara bermitra dengan Zhejiang FreeNow Food Co. Ltd, produsen turunan kelapa terbesar China, kembangkan proyek hilirisasi ini.

Perusahaan China tersebut sebelumnya telah membuat MoU dengan Pemda Bangkep. Entah kenapa, kemudian bisa bergeser ke Morowali. Dan ditengarai terbentur pada persoalan teknis-non teknis yang prinsipil.

Baca Juga: Mencari Figur Kreatif dan Inovatif, Ditengah Badai Efisiensi

Investasi mencapai $US100 juta atau 1,6 triliun rupiah. Kapasitas mengolah kelapa sebanyak 500 juta butir dan bisa menyerap tenaga kerja hingga 10 ribu jiwa per tahun. Efek domino yang dihasilkan diperkirakan sangat positif.

Direncanakan pertengahan tahun 2026, proyek hilirisasi ini akan mulai beroperasi. Bahan baku akan diserap dari kawasan Teluk Tolo, sebagian Tomini dan Maluku dengan harga dasar pembelian bisa terjaga.

Berani makmur dan sejahtera merupakan dua dari sembilan program strategis Gubernur Anwar Hafid serta Wakilnya Reny Lamadjido. Pada saat ini sedang mencari pola/model pengembangan.

Berani Makmur diharapkan memicu produktifitas, nilai tambah komoditi pertanian termasuk kelapa. Sementara Berani Sejahtera lebih pada kemandirian ekonomi desa dan pemberdayaan UMKM.

Baca Juga: Kepala Daerah Protes Dana TKD 2026 Dipangkas, Kreatifitas dan Kualitas Belanja Mesti Diperbaiki

Koperasi Desa Merah Putih, salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Keberadaan koperasi itu bisa diinintegrasikan dengan program Berani Makmur dan Berani Sejahtera.

Model kelembagaannya bahwa koptan Kelapa bisa tergabung dalam Kopdes Merah Putih. Dan selanjutnya Kopdes bisa berafiliasi dengan BUMD atau induk Koperasi/swasta.

Mereka dapat mainkan peran sebagai integrator dengan perusahaan hilirisasi. Bisa mengikat diri dalam satu PKS (Perjanjian Kerjasama) saling menguntungkan dan berdaya saing.

Harus disepakati seperti apa bentuk produk yang diterima pada perusahaan hilirm Apa standarnya dan bagaimana mekanisme pembinaan dan pengawasan produk. Dan ini mesti dibicarakan tahap awal.

Baca Juga: RI Berpeluang Jadi Produsen Udang Tangguh dan Disegani, Antara Lain Benahi Tiga Soal

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X