MBG Mulai Memberi Dampak Ekonomi Namun Inflasi Bisa Bergejolak, Gubernur Anwar Hafid Optimis dan Gagas KPR

photo author
- Selasa, 4 November 2025 | 11:11 WIB
Hasanuddin Atjo (penulis, sebelah kanan) dan Gubernur Sulteng Anwar Hafid. (Foto: IST).
Hasanuddin Atjo (penulis, sebelah kanan) dan Gubernur Sulteng Anwar Hafid. (Foto: IST).

Oleh: Dr. Hasanuddin Atjo

Selasa pagi (4/11/2025), pesawat Citilink rute Palu - Jakarta take off ontime 0.700 Wita. Okupansi hanya terisi 139 seat dari kapasitas yang terpasang hampir 200 seat, meskipun harga tiket relatif tidak mahal kurang dari 1,5 juta rupiah.

Boleh jadi karena dampak efisiensi antara lain karena pemangkasan perjalanan dinas, membuat okupansi tidak terisi maksimal. Dan ini sebuah warning bahwa era digitalisasi mesti diterapkan dalam tatakelola maupun koordinasi

Masih terusik oleh isu pada sejumlah daerah termasuk di Sulawesi Tengah kaitannya dengan inflasi yang bergerak naik. Program MBG ( Makan Bergizi Gratis) yang sedang direalisasikan disinyalir kuat sebagai pemicu utama.

Baca Juga: Gubernur Anwar Hafid Gagas Kawasan Pangan Rakyat Saat Dialog Terbatas

MBG , salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subiaanto yang dinilai mulai tunjukkan dampak terhadap ekonomi daerah antara lain
naiknya permintaan pangan, yang diharapkan berdampak terhadap membuka lapangan kerja maupun peningkatan pendapatan.

Berdasasrkan pengamatan di Pasar tradisional kota Palu dan Parigi Moutong (Oktober 2025) memberi indikasi telah terjadi lonjakan harga pada beberapa komoditi pangan utama. Terutama Telur, ayam potong, beras dan ikan. Harga telur naik 5 ribu rupiah setiap rak (30 butir). Sama halnya dengan harga ayam potong beras dan ikan ikut naik

Harga beras terpantau tidak begitu bergejolak, karena diimbangi oleh beras subsidi SPHP ( Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) difasilitasi oleh Perum Bulog dan Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Baca Juga: Tidak Terjebak Akuntabilitas dan WTP, Daerah Mesti Fokus pada Perbaikan Fiskal

Sejumlah kekuatiran muncul apabila program MBG telah berlangsung di semua titik (Desa). Pasokan pangan pasti meningkat dan diduga akan sangat mengganggu inflasi, karena ketersediaan terbatas yang saat ini berupaya dijaga agar tidak begejolak.

Seperti yang dirilis oleh BPS Sulawesi Tengah bahwa nilai inflasi di daerah ini pada tiga bulan terakhir bergejolak. Bulan Agustus 2025 inflasi berada pada angka 4,02 % dan September 3,88 % dan Oktober naik menjadi 3,92%.

Secara berkepanjangan akan berdampak terhadap naiknya garis kemiskinan yang diukur BPS berdasar (pengeluaran makanan dan non makanan perbulan) per kapita atau per rumah tangga setiap bulan.

Baca Juga: Fiskal Daerah Terbelenggu Karena Program Asal Jadi, Alarm Keras Perlu Disikapi

Seorang atau rumah tangga dikatakan miskin, bilamana pengeluaranya setiap bulan dibawah garis kemiskinan. Pada bulan Maret ( 2024) garis kemiskinan sebesar Rp 600.872/kapita/bulan atau Rp 3.280.484/KK/bulan (satu KK terdiri 5,41 orang) dengan belanja makanan 75,08 %.

Selanjutnya pada Maret 2025 garis kemiskinan sebesarRp 624.872 /kapita /bulan atau Rp 3.250.718 /KK /bulan (satu KK terdiri 5,25 orang) dengan pembelian makanan sebesar 75,02 %.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X