IMIP Jadi Magnet Tenaga Kerja Lokal, Pengangguran di Sulteng Turun

photo author
- Senin, 8 September 2025 | 15:35 WIB
Karyawan PT IMIP  (Ist/Metrosulten)
Karyawan PT IMIP (Ist/Metrosulten)

METROSULTENG — Ribuan wajah menorehkan harapan baru di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Kawasan industri berbasis nikel yang terletak di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, ini terus menjadi magnet penyerapan tenaga kerja, khususnya bagi warga Sulawesi Tengah.

Sejak kebijakan hilirisasi industri dijalankan pemerintah, IMIP tumbuh menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Puluhan ribu pekerja lokal kini menggantungkan hidupnya di kawasan industri tersebut, seiring meningkatnya peluang kerja dan investasi di sektor pengolahan nikel.

Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah mencatat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2025 turun menjadi 3,02 persen, menurun 0,13 persen poin dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Plt. Kepala BPS SultengImron Taufik J. Musa, S.Si., M.Si., mengatakan, jumlah pengangguran kini mencapai 49,61 ribu orang, sedikit lebih rendah dibanding Februari 2024 yang tercatat 49,62 ribu orang.

Baca Juga: PT Vale Indonesia Resmi Beroperasi di Morowali, Gubernur Sulteng Berharap Terbangun Sinergi dengan Pemda

“Sulawesi Tengah menjadi provinsi dengan angka pengangguran terendah ketiga secara nasional. Sektor industri pengolahan berkontribusi cukup signifikan dalam penurunan ini,” ujar Imron.

Kontribusi IMIP terhadap penyerapan tenaga kerja terlihat jelas. Hingga 1 September 2025, jumlah pekerja di kawasan industri ini mencapai 86.394 orang. Dari jumlah itu, 92 persen berasal dari Pulau Sulawesi, dan 31 persennya adalah warga Sulawesi Tengah. Khusus dari Kabupaten Morowali, serapan tenaga kerja mencapai 58 persen dari total pekerja asal Sulteng.

Menurut Head of Media Relations PT IMIP, Dedy Kurniawan, hadirnya kawasan industri terintegrasi ini memang diarahkan untuk memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat.

Baca Juga: Putusan Final! Kasasi Fauzy Hidayat Mental di MA dalam Kasus Korupsi Pengadaan Laptop Tahun 2021

“Dalam visi, misi, dan nilai perusahaan, IMIP berkomitmen memfasilitasi perkembangan usaha masyarakat lokal dan berkontribusi nyata pada kesejahteraan daerah. Banyak karyawan yang dulunya bekerja serabutan, kini bisa meningkatkan kualitas hidup dan perekonomiannya,” ungkap Dedy.

Tren penyerapan tenaga kerja IMIP terus meningkat setiap tahun. Pada 2020 jumlah pekerja mencapai 35.592 orang, lalu naik menjadi 51.542 orang pada 2021. Tahun 2022 meningkat lagi menjadi 68.466 orang, dan 2023 bertambah hingga 74.350 orang. Tahun 2024 jumlahnya menyentuh 83.000 orang, sebelum akhirnya menembus 86 ribu pada 2025.

Setiap hari, sekitar 200 hingga 500 orang mengikuti proses wawancara kerja di IMIP. Angka itu menunjukkan antusiasme tinggi masyarakat untuk menjadi bagian dari industri nikel terbesar di Asia Tenggara ini. Sebagian besar karyawan yang terserap merupakan lulusan perguruan tinggi dari berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga: Panen Perdana Budidaya Ikan Nila di Desa Ungkea, Bupati Morut Dorong Desa-Desa Punya Komoditas Unggulan

Kehadiran IMIP tak hanya mengubah wajah Bahodopi, tetapi juga memberikan dampak besar terhadap dinamika perekonomian Sulawesi Tengah. Kawasan industri ini kini menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia timur, sekaligus membuka kesempatan kerja yang semakin luas bagi masyarakat lokal.***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iwan MS

Tags

Rekomendasi

Terkini

X