“Berkat upaya berkelanjutan Perseroan dalam mengelola biaya, kami mencatat EBITDA sebesar AS$51,7 juta pada triwulan pertama tahun 2025, sedikit lebih rendah dari AS$54,1 juta yang tercatat pada triwulan sebelumnya terutama karena harga nikel rata-rata yang lebih rendah. Meskipun demikian, kami berhasil mencapai laba positif sebesar AS$21,8 juta pada triwulan ini,” tambah Abu Ashar.
Baca Juga: Kejati Sulteng Genjot Pemeriksaan Dugaan Korupsi Proyek di PUPR Parimo, Siapa Tersangkanya?
Di sisi lain, konsumsi diesel pada 4T24 harus dilihat sebagai kisaran normal, di mana PT Vale memperkirakan konsumsi dan aktivitas akan kembali ke tingkat normal pada triwulan-triwulan mendatang.
Pada 1T25, harga HSFO dan batubara turun masing-masing sebesar 3% dan 11%, sementara harga diesel mengalami kenaikan moderat sebesar 1% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sudah mencerminkan penerapan B40.
Penurunan harga batubara yang signifikan juga mencerminkan perbaikan dari inisiatif kategori procurement terkait dengan pengadaan vendor yang kami harapkan dapat mendukung harga dasar batubara pada triwulan-triwulan berikutnya.
Bahan bakar dan batubara merupakan komponen utama biaya produksi PT Vale. Bersamaan dengan inisiatif bauran energi, penurunan harga komoditas baru-baru ini turut membantu menurunkan biaya penjualan tunai per unit menjadi AS$8.501 per ton pada 1T25, lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar AS$8.978 per ton pada 4T24.
Hingga laporan ini dibuat, PT Vale tengah menyusun revisi RKAB untuk mengamankan sekitar 2 juta ton bijih saprolit tambahan dari blok Bahodopi. Dengan kemajuan terkini dalam pengembangan tambang di Bahodopi, kami optimis bahwa operasi akan dimulai lebih awal sekitar akhir T2 – awal T3 tahun ini.
Selama periode ini, PT Vale mengeluarkan sekitar AS$128,1 juta belanja modal untuk pengeluaran belanja modal berkelanjutan dan pertumbuhan, sebagai sinyal komitmen PT Vale terhadap proyek-proyek pertumbuhan.
“Kas dan setara kas Perseroan per 31 Maret 2025 adalah AS$601,4 juta, turun 11% dibandingkan dengan AS$674,7 juta per 31 Desember 2024. Perseroan akan terus menerapkan manajemen kas secara hati-hati untuk menjaga ketersediaan kas,” tutup Abu Ashar.***