Bincang Santai Dengan Gubernur Rusdy Mastura, Bahas Daya Saing Komoditi Pangan hingga IKN

photo author
- Minggu, 12 Mei 2024 | 17:07 WIB
Gubernur Sulteng Rusdy Mastura (berkacamata) saat duduk berdampingan dengan Dr. Hasanuddin Atjo di lapangan tennis GOR Palu, Kamis 9 Mei 2024. (Foto: Ist).
Gubernur Sulteng Rusdy Mastura (berkacamata) saat duduk berdampingan dengan Dr. Hasanuddin Atjo di lapangan tennis GOR Palu, Kamis 9 Mei 2024. (Foto: Ist).

Logistik cost sarana prasarana menjadi salah satu soal dalam membangun daya saing bisnis udang vaname di Sulteng. Pasalnya hampir semua sarana produksi seperti benur dan pakan harus didatangkan dari luar seperti Surabaya dan Makassar.

Baca Juga: Begitu Besar Kepentingan Sulteng terhadap IKN

Hilirisasi dar komoditi ini, juga masih bersoal karena udang panen harus dikirim ke pabrik prosesing di Makassar atau Surabaya, yang kesemuanya berkonsekuensi akan biaya angkut.

Sebagai catatan bahwa para pembudidaya udang di Sulteng harus menambah biaya angkut benur sebesar 50 rupiah per ekor karena gunakan cargo udara.

Dan juga diharuskan membayar biaya angkut pakan sebesar 1.500 rupiah per kg. Ini tentu akan memingkatkan HPP (harga pokok penjualan). Bisa dihitung bila produksi udang 40.000 ton, maka pakan yang diperlukan sekitar 50.000 ton.

Pada saat panen, pembudidaya juga dibebani biaya angkut udang sebesar 4.000 rupiah per kg bila dikirim ke Makassar, dan menanggung 10.000 rupiah bila dikirim ke Surabaya.

Karena itu selisih harga udang di Palu dengan Makassar dan Surabaya terpaut antara 4.000 dan 10.000 rupiah per kg. Ini bukan jumlah yang sedikit dan membebani pembudidaya.

Pemerintah daerah diharapkan bisa mendorong investasi yang terkait dengan of farm (hulu dan hilirnya) agar bisnis on farm (budidaya tambak) dapat terbangun daya saingnya.

Peran bank daerah diharapkan tertarik memfasilitasi bisnis on dan of farm komoditi pangan, terutama diperuntukan bagi pelaku usaha daerah, agar potensi sumber daya pangan dapat memberi manfaat secara merata.

Baca Juga: Teknologi Budidaya Udang ala Ekuador, Telah Diujicobakan di Kabupaten Parigi Moutong Sulteng

Sebelum mengakhiri bincang singkat, karena acara segera dimulai, bung Cudy sempat menyampaikan keinginannya membenahi KEK Palu. Dan saya memberi saran sebaiknya dikaji untuk fokus menjadi KEK Pangan, melengkapi upaya meningkatkan daya saing.

Catatan kecil bincang santai tersebut kiranya bisa menjadi PR bagi kepala daerah yang nantinya memimpin Sulteng periode lima tahun akan datang, terlepas siapapun yang terpilih. Semoga. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X