Perlu Roadmap untuk Menjadi Penyangga IKN

photo author
- Sabtu, 23 Maret 2024 | 15:58 WIB
Penulis, Dr Hasanuddin Atjo (tengah) saat berada di Bandara Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur.  (Foto: Ist).
Penulis, Dr Hasanuddin Atjo (tengah) saat berada di Bandara Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur. (Foto: Ist).

Berkaitan dengan kepindahan itu, maka  kebutuhan pangan, air bersih, tenaga terampil pada berbagai bidang dan kebutuhan lainnya dipastikan meningkat secara signifikan. Dan ini jadi salah satu tujuan pindahnya ibukota negara agar terjadi pemerataan.

Sejumlah kabupaten dan kota di wilayah pulau  Kalimantan  dan Sulawesi diharapkan bisa menjadi penyangga, dan harus bersaing agar nantinya menjadi penyangga utama. Kreatifitas masing-masing daerah menjadi kunci penentu.

Wilayah yang berada di pesisir selat Makassar maupun laut Sulawesi menjadi daerah yang strategis sebagai penyangga IKN di luar pulau Kalimantan, seperti Kabupaten Pangkep, Barru , Parepare dan Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan.

Kemudian di Sulawesi Barat dimulai dari Kbupaten Polewali Mamasa, Majene, Mamuju,  Mamuju Tengah dan Mamuju Utara. Selanjutnya wilayah Sulawesi Tengah adalah Kota Palu, Kabupaten Donggala, Tolitoli, dan Buol.

Baca Juga: Budidaya Ikan Nila Strategis dalam Penyediaan Protein dan Membuka Lapangan Kerja

Provinsi Gorontalo, Sulawesi Utara juga berpeluang menjadi penyangga IKN. Semua wilayah di pesisir selat Makassar dan laut Sulawesi memiliki peluang menjadi penyangga, berpulang kepada strategi masing-masing.

Sulawesi Tengah dinilai sangat berpeluang menjadi salah satu daerah penyangga utama . Ini dikarenakan oleh beberapa hal.

Pertama, posisi yang strategis hampir tegak lurus  dihadapan IKN, dengan jarak sekitar 140 mil laut dari Tambu Kabupaten Donggala.

Kedua, Tambu dan sekitarnya memiliki posisi yang strategis. Karena itu wilayah ini sangat ideal bila dipersiapkan sebagai "Kawasan Hilirisasi Pangan", misal jadi Pusat Pengumpulan, Pengolahan, Distribusi Pangan (P3D).

Bahan baku hilirisasi berasal dari wilayah utara seperti Buol dan Tolitoli, bahkan bisa saja dari Gorontalo dan Sulawesi Utara. Dari wilayah Selatan bisa disuplai dari Sigi, Donggala bahkan dari Sulawesi Barat. Dari wilayah timur datangnya dari daerah  kawasan Teluk Tomini dan Teluk Tolo.

Bahkan bisa saja berasal dari Maluku,  Papua dan sekitarnya. Bila ini terwujud, maka bisa dipastikan keberadaan IKN di Panajam Paser Utara  terasa hingga ke wilayah Timur paling ujung.

Wilayah KPN, Kawasan Pangan Nusantara, di Talaga Kabupaten Donggala yang sedang digarap Pemprov Sulteng dinilai lebih  strategis menjadi P3D. Karena tersedia lahan sekitar seribuan ha yang secara teknis kurang cocok untuk produksi pangan. Karena topografi berbukit dan kesuburan agak rendah serta air  yang terbatas. (kunjungan Komisi Penyuluhan Pertanian Sulteng awal 2024).

Kawasan tersebut diharapkan akan menjadi pusat hilirisasi dan distribusi komoditi pangan yang bisa diteruskan ke IKN atau tujuan ekspor. Karenanya kawasan tersebut juga harus dilengkapi dengan infrastruktur kepelabuhanan maupun peti kemas. 

Ketiga, hampir 35% wilayah dari  Sulawesi berada di Sulteng dan   sangat potensial menghasilkan pangan. Mulai tanaman pangan hortikultura, perkebunan dan peternakan serta perikanan yang tersebar di 13 kabupaten dan kota.

Baca Juga: Teknologi Budidaya Udang ala Ekuador, Telah Diujicobakan di Kabupaten Parigi Moutong Sulteng

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X