METRO SULTENG-Konversi motor bensin jadi motor listrik masih sulit dilakukan secara umum, ini penyebabnya.
Berbagai cara dilakukan pemerintah Indonesia dalam rangka mendukung terjadinya Nett Zero Emission pada 2060.
Salah satunya dengan cara melakukan konversi motor bensin menjadi motor listrik.
Program tersebut dilaksanakan oleh Kementerian ESDM yang berencana melakukan konversi 1.000 unit motor bensin untuk tahun ini.
Program ini ditujukan pada motor operasional atau motor dinas milik BUMN dan Pemerintah Daerah.
Baca Juga: Motor Matic Anyar Honda Ala Vespa Mau Lewat, Yamaha Fazzio Minggir Dulu
Baca Juga: 8 Ajudan Irjen Ferdy Sambo, 2 Sudah Ditetapkan Tersangka
Bagi masyarakat umum, konversi motor bensin jadi motor listrik bakar masih punya kendala dalam hal biaya.
Maka tak heran jika konversi motor listrik masih jadi pertimbangan sebagian masyarakat.
Dengan dana yang lumayan besar bagi beberapa orang, ide membeli motor listrik baru jadi lebih masuk akal.
Dadan Kusdiana, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi dari Kementerian ESDM, mengatakan, biaya konversi motor listrik saat ini belum terjangkau.
"Biaya konversi motor listrik memang masih cukup tinggi sekitar Rp 12 juta sampai Rp 14 juta. Di situ yang paling tinggi ada di biaya baterainya," ujar Dadan, dalam webinar yang disiarkan Youtube Info KPBB dikutip dari Kompas.com (8/8/2022).
Hal senada juga diungkapkan Albert Soerjonoto,Wakli Direktur Oyika Indonesia, sebuah perusahaan yang berfokus pada swap baterai motor listrik.
Ia menjelaskan untuk melakukan konversi motor bensin jadi motor listrik masih memerlukan biaya tinggi.
"Untuk saat ini biaya konversi masih tergolong mahal, jadi kita belum ada rencana kesana." Kata Albert saat berjumpa Motor Plus-online di dealer resmi Oyika di Jalan Raya Cisauk Blok S No 5-6, Kel Sampora, Cisauk, Tangerang, Kamis (4/8/2022).