METRO SULTENG - Keluarga besar Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) di Provinsi Sulawesi Tengah, dirundung duka. Salah satu advokat terbaiknya, Arif Sulaiman, SH.,MH, menghembuskan nafas terakhir pada Senin malam sekitar pukul 23.00 Wita.
Arif meninggal dunia karena sakit lambung dugaan awalnya. Namun setelah didiagnosis dokter, almarhum dinyatakan kena serangan jantung. Sebelum meninggal, sang advokat menjalani perawatan di RS Alkahiraat Palu.
Baca Juga: Mantan Ketua DPRD Sigi Meninggal Dunia
Kabar meninggalnya Arif yang saat ini menjabat Sekretaris Koordinator Wilayah (Korwil) Peradi Sulawesi Tengah - Sulawesi Tenggara, beredar luas pada Senin malam hingga Selasa dini hari.
Kerabat dan sahabat almarhum sesama advokat, saling mengirim kabar duka baik melalui pesan Whatsapp (WA) maupun media sosial.

Baca Juga: Oknum ASN Dinas Perindagkop Donggala Digugat ke PN Palu
Di mata Abdurrachman Kasim, almarhum merupakan sosok yang loyal. Baik dalam urusan pekerjaan maupun di organisasi. Selama mengenal almarhum, tak pernah terjadi selisih paham antara mereka berdua.
"Almarhum seorang junior yang jujur. Jarang berselisih paham dengan orang lain, apalagi sesama advokat. Termasuk dengan saya,"tutur advokat yang sudah 33 tahun beracara ini.
Almarhum Arif sudah sekitar 20-an tahun menjadi advokat. Almarhum juga aktif di sejumlah organisasi. Salah satunya di LBH MKGR Sulteng beberapa tahun silam.
Saat Abdurrachman Kasim menjadi Ketua LBH MKGR Sulteng, almarhum Arif saat itu menjabat sekretaris. Di beberapa organisasi lainnya juga demikian, Abdurrachman ketuanya dan almarhum jadi sekretaris.
Baca Juga: Setelah Dikritik Peradi, Pemda Sulteng Langsung Gercep Terkait Ruang Sidang KI
"Saya dan teman-teman sering mendaulat almarhum menjadi sekretaris. Saking loyalnya, almarhum tidak berani menolak. Sekarang pun dia jadi sekretaris Korwil Peradi, saya ketua,"cerita Abdurrachman.
Bukan itu saja. Sebelum menjadi advokat hebat seperti 10 tahun terakhir, Arif Sulaiman pernah bergabung di kantor pengacara yang dipimpin Abdurrachman Kasim. Tapi tidak lama, sekitar 2-3 tahun saja.
"Saat gabung di kantor saya, selalu saya beri masukan dan motivasi. Termasuk gaya berpakaian harus rapi, tata krama mengahadapi klien, dan membangun kemitraan. Almarhum tidak pernah tersinggung. Kalau ada yang saya koreksi, jawabannya selalu "siap salah pak ketua". Arif selalu begitu,"kenang mantan politisi Partai Demokrat ini.