METRO SULTENG - Anggaran senilai hampir Rp 300 juta untuk proyek penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat atau Pamsimas, telah digunakan untuk pembelian jaringan pipa. Penyediaan tersebut sesuai hasil kesepakatan masyarakat, dan sebagian digunakan untuk pelatihan masyarakat.
Menurut konsultan pendamping proyek Pamsimas ini, Bahrun, kesepakatan itu dilakukan saat masuknya program Pamsimas di Desa Kolono, Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
"Saat rapat masyarakat minta hanya pipa. Jadi, kami tidak sediakan lagi sumber air karena sudah ada, dan pelaksanaan pengerjaan jaringan pipa itu kalau Pamsimas ya swadaya masyarakat," sebutnya saat dihubungi Metrosulteng, Jum'at (14/10/22).
"Jadi kalau yang sumber air itu bantuan dari kementerian. Kalau tidak salah Kementerian Desa RI, dia bor dalam. Itu bukan Pamsimas, cuman tidak ada pipanya," tambahnya.
Bahrun juga mengungkapkan, anggaran senilai hampir Rp 300 juta itu bersumber dari APBN dan APBDes.
Terkait perencanaan pembangunan, kata Bahrun, dikerjakan kelompok keswadayaan Masyarakat atau KKM, dan untuk anggaran masuk di kelompok tersebut.
"Kita hanya mendampingi, kita konsultannya saja dan di Desa Kolono konsultannya ada Pak Asmad," ujar Bahrun
Baca Juga: ART : Jika Kapolri Tak Mampu Benahi Internalnya, Sebaiknya Presiden Cari Pengganti
Untuk pelaksanaan seperti maintenance atau pemeliharaan kata Bahrun, semuanya ditanggung oleh masyarakat yang masuk kelompok KKM.
"Jadi, pengurusnya ada itu dan RAB-nya pembelanjaan dan lain sebagainya kelompok itu yang mengurusi," terangnya.
Karena Pamsimas bukan proyek. Akan tetapi, merupakan program usulan dari warga yang direkomendasikan ke Bank Dunia.
Bahrun menyatakan, aturannya harus ada dana sharing-nya dengan Pemerintah Daerah. Misalnya Bank Dunia membantu 10 desa, kemudian Pemda menanggung dua desa.
"Nah, kalau Kolono kemarin murni APBN dari Pemerintah Pusat. Kalau tidak salah rata-rata setiap desa anggarannya Rp 245 juta," pungkasnya.
Sebelumnya mantan Ketua DPRD Morowali yang juga warga Desa Kolono, menyoroti proyek air bersih Pansimas di desanya. Ia menilai proyek yang bernilai ratusan juta yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) ini belum selesai 100%. Namun sebagian besar pipanya telah hilang dan rusak.***