Tsunami dan Likuifaksi Palu, Bencana Langka di Dunia, Laut dan Perut Bumi Mengamuk, Alfatihah untuk Korban

photo author
- Rabu, 28 September 2022 | 11:16 WIB
Tsunami Palu 28 September 2022 (Foto: Metro Sulteng)
Tsunami Palu 28 September 2022 (Foto: Metro Sulteng)

METRO SULTENG - Gempa bumi diikuti tsunami dan likuifaksi melanda Kota Palu, Sulawesi Tengah. Puluhan ribu warga menjadi korban tertimbun likuifaksi dan dihantam tsunami.

Peristiwa itu terjadi 28 September 2018 silam, jelang Magrib, empat tahun lalu, gempa besar dengan magnitudo 7,4 mengguncang Palu, Sulawesi Tengah.

Baca Juga: Bupati Donggala Diduga Abaikan Rekomendasi BPK RI Terkait Temuan Proyek TTG dan Wbsite Desa

Hari ini, genap 4 tahun peristiwa itu terjadi. Para keluarga korban hari ini berziarah ke makam korban bencana. Mereka berdoa mengirimkan Alfatihah untuk para korban yang meninggal dunia.

Bencana besar itu juga turut menggejutkan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (AS) atau NASA.

Kamp pengungsian korban tsunami Palu (28/9/2018) (Foto: Metro Sulteng)
Kamp pengungsian korban tsunami Palu (28/9/2018) (Foto: Metro Sulteng)

Dilansir dari berbagi sumber, para ilmuwan NASA memasukkan gempa Padagimo tahun 2018 ke dalam kategori kejadian langka yang tidak seperti gempa pada umumnya.

Baca Juga: Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik Dunia Dipasok dari Morowali, Intip Pabrik PT QMB Dari China di Sulteng

Bahkan, NASA menyebut gempa ini sebagai supershear earthquake atau gempa supershear dengan pergerakan sangat cepat.

Gempa supershear adalah gempa bumi di mana penyebaran gelombang pecah di sepanjang permukaan patahan.

Peristiwa ini tergolong langka, karena hanya terjadi sebanyak 15 kali dalam catatan sejarah geografi.

Sehingga mereka membuat penelitian gempa berjudul "Early and Persistent Supershear Rupture of the 2018 Magnitude 7.5 Palu Earthquake" dan telah dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience.

Dalam penelitian itu, NASA mengungkap adanya retakan yang bergerak di sepanjang sesar dalam kecepatan yang sangat tinggi.

Baca Juga: 17 Penambang Emas Sungai Durian Tertimbun Longsor, 7 Tewas, 5 Masih Dicari

Hal inilah kemudian memicu gelombang naik turun atau sisi ke sisi yang mengguncang permukaan tanah dan menyebabkan likuifaksi, seperti di Palu dan Sigi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X