Menegangkan, Bocah Kembar Siam Berhasil Dipisahkan Setelah Operasi Virtual Selama 27 Jam

photo author
- Selasa, 2 Agustus 2022 | 06:41 WIB
Bocah kembar siam sebelum dipisahkan melalui prosedur operasi virtual selama 27 jam (Mylondon.news)
Bocah kembar siam sebelum dipisahkan melalui prosedur operasi virtual selama 27 jam (Mylondon.news)

METRO SULTENG-Seorang ahli bedah telah berhasil memisahkan otak dan tubuh dua kembar siam dalam operasi maraton 27 jam.

Bernardo dan Arthur Lima, dari Brasil, kembar siam dengan kepala menempel menjalani beberapa operasi di Rio de Janeiro sebelum melakukan perjalanan ke London untuk operasi yang mengubah hidup mereka

Uniknya, opersi mereka dilakukan secara virtual menggunakan headset VR. Para ahli bedah di London dan Rio de Janeiro bekerja sama menggunakan headset VR sehingga mereka bisa "berada di ruangan yang sama satu sama lain" meskipun terpisah 6.000 mil.

Baca Juga: 10 Gunung Tertinggi di Indonesia Ini Tepat Didaki Kibarkan Merah Putih Rayakan 17 Aguatus 2022

Baca Juga: UPP Kolonodale Gerak Cepat Kirim Bantuan Korban Banjir Parigi Moutong

Ahli bedah telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mempersiapkan operasi menggunakan realitas virtual berdasarkan pemindaian CT dan MRI Bernardo dan Arthur. Ahli bedah anak Noor ul Owase Jeelani menggambarkan hal ini sebagai ‘barang zaman ruang angkasa.’

Ahli bedah saraf Inggris di Great Ormond Street Hospital ini berhasil memisahkan kedua anak kembar itu yang memiliki otak menyatu melakukan operasi yang terakumulasi selama 27 jam.

"Luar biasa, sangat bagus untuk melihat anatomi dan melakukan operasi sebelum Anda benar-benar menempatkan anak-anak pada risiko apa pun,” terang Dr Jeelani.

Baca Juga: Polres Tojo Una-Una Salurkan Paket Bantuan Korban Banjir 3 Desa di Ampana Tete

Baca Juga: Sidak Pemda Morowali : PT Moiko Gas Paksa Pangkalan Bikin Laporan Palsu Jumlah Distribusi Gas 3 Kg

Anda dapat membayangkan betapa meyakinkannya hal itu bagi para ahli bedah. Dalam beberapa hal, operasi ini dianggap sebagai yang tersulit di zaman kita, dan melakukannya dalam realitas virtual benar-benar merupakan pekerjaan manusia di Mars,” lanjutnya.

Dr Jeelani memimpin prosedur tersebut bersama Dr Gabriel Mufarrej, kepala bedah anak di Instituto Estadual do Cerebro Paulo Niemeyer di Brasil.

Operasi itu dilaporkan rumit karena jaringan parut dari operasi sebelumnya, tetapi putaran perawatan rumah sakit terbaru terbukti berhasil.

Baca Juga: Pejabat PPK Taman Funuasingko Bantah Bangunan Gardu untuk Pedagang Sempit dan Kecil

Baca Juga: Gubernur Sulteng Salurkan Rp500 Juta lebih untuk Pemulihan Pasca Banjir Bandang Parigi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X