METRO SULTENG- Forum Masyarakat Lingkar Tambang (FORMAT) menanggapi beredarnya isu rencana aksi penolakan pembangunan smelter PT Vale (Inco), di Desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir, Morowali, Sulteng.
Isu tersebut menjadi heboh diperbincangkan masyarakat Bungku Timur dan sekitarnya serta menjadi topik pembicaraan diplatform sosial media khsususnya group whatsap masyarakat Morowali.
Baca Juga: Kamarudin Simanjuntak Jadi Tersangka, Hukuman Ferdy Sambo CS Dipotong
Siapa pengagas ide itu tidak diketahui. Yang pastinya, Ketua DPP Format Asnawi Hani menyebut isu tersebut menjadi heboh dan liar diperbincangkan.
"Aneh bin ajaib, kok setelah Pemerintah dan perusahaan sepakat dirikan smelter PT Vale di Sambalagi, tiba-tiba muncul isu penolakan dan mendesak agar dibangun di desa binaan,"sebut Asnawi kepada Metro Sulteng melalui keterangan tertulisnya, Rabu (9/8/23).
Baca Juga: PT Weda Bay Nickel Belajar Good Mining Practices di PT Vale
Baca Juga: TP PKK Morowali Peringati Hari Kesatuan Gerak PKK ke-51, Dirangkaikan Dengan Rapat Konsultasi
Menurutnya, polemik seruan aksi penolakan itu merupakan gerakan yang terlambat dan hanya mengajukan tuntutan yang hampir dipastikan tidak bisa di realisasikan oleh perusahaan dan Pemerintah.
"Kalau aksinya itu untuk kepentingan rakyat. Benarkah ini untuk kepentingan rakyat, dimana letak subtansinya untuk rakyat," tuturnya mempertanyakan tujuan rencana aksi tersebut yang diisukan digelar pada Senin (7/8/23) lalu.
Dari pandangan DPP Format Morowali ini, pembangunan smelter PT Vale yang disetujui di Desa Sambalagi, merupakan cara Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali untuk mendistribusikan pembangunan secara merata sesuai dengan Visi Bupati Morowali yaitu Sejahtera Bersama.
Baca Juga: Jam Tangan SEIKO PRESAGE SRPH78, Siap Menjadi Pendamping Pergelangan Tangan yang Elegan
"Ini salah satu cara Pemerintah Daerah merealisasikan Visi Sejahtrea bersama dengan mendistribusikan pembangunan secara merata," ujar Asnawi.
Ia juga menyinggung kejadian aksi demo besar-besaran pada 13 tahun silam tepatnya 2009/2010 di Desa Bahomotefe, kilometer 09, dimana Asnawi beberkan bahwa bascamp dibakar.
Aksi tersebut disinyalir telah membohongi masyarakat dengan iming-iming akan diberikan lahan 2 ha/KK bagi masyarakat yang ikut serta dalam aksi.
