Warga Lasampi di Morowali Pertanyakan Uang Ketuk Pintu Rp3 Miliar PT GAP Yang Dikelola Kepala Desa

photo author
- Selasa, 1 Agustus 2023 | 21:25 WIB
Darmin PAW Kades Lasampi
Darmin PAW Kades Lasampi

METRO SULTENG- Penyaluran dana hibah yang diistilahkan dana ketok pintu dari PT Garuda Agung Perkasa (GAP) kini menjadi buah bibir dikalangan masyarakat Desa Lasampi, Kecamatan Bumi Raya, Kabupaten Morowali, Sulteng.

Dana hibah yang dikucurkan oleh PT GAP menurut keterangan warga setempat sebesar Rp3 milyar, penyalurannya dibagi dua, Rp1 milyar untuk pembangunan Desa dan Rp2 milyar di bagi ke masyarakat.

Baca Juga: Buruan Cek Norekmu, Uang Beasiswa Sudah Ditransfer ke 1.836 Adik-Adik Mahasiswa asal Morut

"Uang istilah ketuk pintu, untuk masuk mau ambil sampel, dan darii pihak perusahaan itu hari, andaikan nanti tidak ada hasilnya atau tidak ada nikelnya maka uang itu jadi uang hibah, tapi kalau ada isinya maka akan ada sosialisasi lagi," ucap warga menjelaskan maksud pemberian dana hibah itu, Selasa (1/8/23).

Sempat turun jadi Rp2 milyar, kata warga, karena sebagian masuk wilayah Desa Emea, sehingga Rp1 milyarnya diberikan ke Desa Emea, namun setelah di negosiasi kembali, bertambah menjadi Rp3 miliar.

Baca Juga: Lowongan Kerja di PT IMIP Agustus 2023, Rekrutmen di 4 Kampus di Bandung, Jogja, Palu dan Makassar

Kemudian dana Rp3 milyar ini disinyalir masuk ke rekening keponakan Kepala Desa (Kades) Lasampi atas nama Ardianto pada bulan Desember 2022. Setelah itu, sekitar bulan Maret atau April, Kades Lasampi Darmin melakukan pencairan anggaran ke masyarakat.

"Satu Kartu Keluarga (KK) mendapatkan Rp6,400.000 lebih," sebut warga.

Seiring berjalannya waktu, ada hal yang mengganjal dihati masyarakat, pasalnya, asal muasal pembagian enam juta lebih persatu KK tidak diketahui seperti apa perhitungannya, ditambah lagi penggunaan sisa anggaran, tidak melalui musyawarah dengan masyarakat.

Baca Juga: Kacabjari Tompe Tetapkan Eks Kades Masaingi dan Dua Kaur Tersangka Dugaan Korupsi DD Rp1,3 Miliar

"Jadi Rp 1 Miliar sisa pembagian dari masyarakat ,itu untuk pembangunan Desa, Kades Darmin umumkan di mesjid sudah beli tanah untuk bangun sekolah sebesar Rp500 juta, nah sisanya itu katanya ada yang masuk ke tempat ibadah seperti mushola, masjid, gereja dan pura, disalurkan atau tidak kami tidak diberitahu seperti apa mekanisme penyalurannya," terangnya kepada Metrosulteng.

Perasaan warga pun bercelaru saat mengetahui adanya pengumuman pembelian tanah oleh Kades Darmin tanpa melalui mufakat dengan masyarakat.

Baca Juga: Yamaha R1 GYTR Tampil Jantan, Edisi Terbatas Merayakan Hari Jadi ke-25

Melihat sisi letak tanah, jauh dari kata strategis untuk sebuah bangunan sekolah, selain tempatnya pinggir sungai kecil, ukurannya sangat minim,posisinya kurang bagus, berada dibelakang sehingga harga Rp500 juta dengan posisi tanah seperti itu, tidak sesuai.

"Jadi semua anggaran ini dikelolah oleh Kades Darmin," tandasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X