CPM Bantah Aburizal Bakrie ke Palu, Dewan Adat Poboya Sindir Lambannya Realisasi IPR dari Pemerintah

photo author
- Selasa, 20 Mei 2025 | 23:27 WIB
Masyarakat Lingkar Tambang dan penambang emas Poboya, melakukan aksi blokade jalan ke PT CPM, Selasa 20 Mei 2025. (Foto: IST).
Masyarakat Lingkar Tambang dan penambang emas Poboya, melakukan aksi blokade jalan ke PT CPM, Selasa 20 Mei 2025. (Foto: IST).

METRO SULTENG - Kabar kedatangan petinggi atau bos PT Citra Palu Minerals (CPM) Aburizal Bakrie pada Selasa (20/5/2025) ke Kota Palu, ditepis pihak manajemen perusahaan.

Tidak ada kedatangan petinggi PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), induk PT CPM, ke Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk meresmikan operasional tambang emas bawah tanah.

Hal itu disampaikan General Manager (GM) Eksternal Affairs and Security PT CPM, Amran Amir, Selasa (20/5/2025).

Baca Juga: Bos PT CPM Datang ke Palu, Warga Lingkar Tambang Poboya Blokir Jalan

"Tidak ada Aburizal Bakrie datang ke Palu hari ini," ujar Amran dikutip dari Radarsulteng.net.

Bahkan, Amran Amir mengklaim pertemuan bersama perwakilan warga pasca aksi blokade akses jalan menuju PT CPM, bukan menolak rencana pertambangan emas bawah tanah, tetapi meminta wilayah pertambangan rakyat.

"Dalam pertemuan, dengan perwakilan warga tadi, tidak ada penyampaian penolakan tambang bawah tanah. Mereka hanya meminta wilayah pertambangan rakyat. Tapi itu bukan kewenangan PT CPM,” jelas Amran.

Sebelumnya, ratusan warga lingkar tambang dan penambang Poboya, melakukan aksi protes dengan memblokade dua akses jalan menuju kantor PT CPM di Poboya.

Aksi blokade jalan akses menuju PT CPM Poboya, Selasa 20 Mei 2025.
Aksi blokade jalan akses menuju PT CPM Poboya, Selasa 20 Mei 2025.
Koordinator Rakyat Lingkar Tambang Poboya, Kusnadi Paputungan, menyampaikan bahwa aksi penutupan jalan merupakan bentuk penolakan terhadap kedatangan petinggi BRMS/PT CPM, Aburizal Bakrie.

Baca Juga: DPN Sulteng Dukung Aksi Forum Masyarakat Lingkar Tambang Poboya Perjuangkan IPR

“Kami dapat informasi bahwa Aburizal Bakrie datang untuk meresmikan sistem penambangan bawah tanah (underground) milik PT CPM di Poboya,” tuturnya.

Kata Kusnadi, sistem tambang bawah tanah ini masih menjadi polemik di tengah masyarakat, khususnya bagi warga lingkar tambang di Kota Palu.

“Aksi ini lahir dari keresahan masyarakat. Apakah sistem underground ini aman atau justru membahayakan lingkungan?” jelasnya.

Kusnadi juga menyayangkan PT CPM yang hingga saat ini belum memberi penjelasan terkait dampak sistem tambang bawah tanah terhadap lingkungan dan keselamatan masyarakat.

“Kota Palu pernah dilanda gempa. Masyarakat khawatir jika sistem tambang bawah tanah ini memicu hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X