METRO SULTENG – Sebagai bentuk protes, sejumlah warga Desa Tondo, Kecamatan Bungku Barat, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, bersama pemerintah desa setempat mendatangi kantor PT Indonesia Huabao Industrial Park (IHIP) pada Jumat, 11 April 2025.
Mereka mengembalikan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa perlengkapan untuk pelaku UMKM. Bantuan itu dinilai tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Kepala Desa Tondo, Iwan Mbawi, yang turut mendampingi warga mengatakan, program CSR oleh perusahaan tidak melibatkan pemerintah desa.
Baca Juga: Nelayan Morut Tuntut Kompensasi Jetty Perusahaan Nikel, Warda: 17 April Titik Terangnya
“Bantuan ini kami kembalikan karena tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Perusahaan tidak transparan dan berkoordinasi dengan pemerintah desa yang paling memahami kondisi warganya,” ujar Iwan.
Menurutnya, program CSR seharusnya menjawab dampak langsung aktivitas industri terhadap kehidupan sosial dan ekonomi warga. Kebutuhan masyarakat desa, terutama mereka yang terdampak kegiatan industri, lebih kompleks ketimbang sekadar alat memasak.
Baca Juga: Saatnya Pesantren di Sulteng Berkontribusi Memajukan Ekonomi Syariah
Dalam keterangan yang dikutip dari Antara Sulteng, Manajer External IHIP, Cipto Rustianto, menyebutkan bahwa sejak 2022 hingga akhir 2024, perusahaan telah menyalurkan anggaran sekitar 1,5 juta dolar AS untuk program CSR.
Jika digabungkan dengan proyek pembangunan Bandara Morowali, total penyaluran dana CSR mencapai 11,5 juta dolar AS.
Meski demikian, warga menilai implementasi program masih jauh dari prinsip transparansi dan partisipasi. Mereka berharap perusahaan membuka ruang dan menyusun program berdasarkan kebutuhan riil masyarakat terdampak.
Baca Juga: Longki Djanggola Dukung Satgas PKA Sulteng, Eva Bande: Para Pihak Harus Duduk Semeja
“CSR bukan sekadar formalitas. Kami ingin perusahaan benar-benar hadir dan mendengar,” ujar salah satu warga yang turut serta dalam aksi pengembalian bantuan. (*)