METRO SULTENG - Pesantren bukan hanya sekadar menjadi pusat pendidikan dan pembinaan moral spritual. Akan tetapi, pesantren juga harus menjadi pusat pemberdayaan ekonomi umat.
Hal itu disampaikan Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) yang diwakili Asisten Bidang Administrasi Umum, M. Sadly Lesnusa, saat membuka kegiatan peningkatan kapasitas kemandirian ekonomi pesantren Sulawesi Tengah.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Swiss-Belhotel Silae Palu, Jalan Malonda No. 12, Silae, Kota Palu, Kamis (10/4/2025).
Baca Juga: Longki Djanggola Dukung Satgas PKA Sulteng, Eva Bande: Para Pihak Harus Duduk Semeja
Melalui kegiatan itu, Gubernur Sulteng mengharapkan akan lahir lebih banyak pesantren yang mampu mandiri secara ekonomi dengan mengelolah usaha secara produktif.
"Pesantren kita dorong mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya dalam konteks ekonomi syariah," kata Sadly Lesnusa mewakili Gubernur Sulteng.
Olehnya itu, sebut dia, kegiatan peningkatan kapasitas kemandirian ekonomi pesantren merupakan momen strategis. Pemerintah daerah ingin melihat wadah pendidikan umat muslim di Sulteng ini memiliki unit usaha, koperasi, dan prodak unggulan yang mampu bersaing di pasar lokal maupun nasional.
"Jika memungkinkan, pesantren menjadi bagian penting dari ekosistem ekonomi syariah di daerah ini," ujar Sadly.
Baca Juga: WFA, Fenomena Global yang Perlu Disikapi untuk Tata Kelola Birokrasi yang Murah, Cepat dan Efisien
Pemerintah Provinsi Sulteng, ujarnya, mendukung penuh segala bentuk program yang mendorong penguatan ekonomi syariah. Pemberdayaan UMKM pesantren, serta inklusi keuangan syariah, sejalan dengan arah pembangunan nasional dan visi daerah ntuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, religius, dan sejahtera.
"Sebagai bagian dari "ROAD TO FESYAR 2025" kita harus menjadikan kegiatan ini sebagai awal yang kuat untuk membangun ekosistem ekonomi syari'ah yang kokoh, inklusif, dan memberdayakan," harapnya.
"Saya berharap Sulawesi Tengah mampu tampil sebagai tuan rumah yang siap secara kapasitas, sumber daya manusia (SDM) dan kualitas program, sehingga gaung ekonomi syariah dapat dirasakan secara merata di sluruh lapisan masyarakat," tambah Asisten Administrasi Umum.
Baca Juga: Pungutan Liar di Jalur Seba-seba Dikeluhkan Warga Morowali, Polisi Diminta Tindak Tegas
Atas nama Gubernur Sulteng, Sadly menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang setinggi-tinginya kepada semua pihak, khususnya kepada jajaran Bank Indonesia, panitia festival raodhah, dan seluruh stakeholder yang telah mendukung kegiatan tersebut.
"Mari kita jadikan momen ini sebagai langkah nyata dalam mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan semangat kemandirian ekonomi. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat besar bagi kemajuan pesantren dan kesejahteraan umat," tandasnya. (*)