Polemik Fuad Plered, Momentum Baik Memurnikan Perjuangan Guru Tua

photo author
- Sabtu, 29 Maret 2025 | 16:10 WIB
Azman Asgar. (Foto: Ist).
Azman Asgar. (Foto: Ist).

Baca Juga: Fitnah Fuad Plered dkk kepada Habib Idrus (Guru Tua), Pendiri Alkhairaat

Kedua; memurnikan kembali ajaran-ajaran Guru Tua. Pertentangan antara Kelompok Baalawi dengan pegiat Islam Nusantara menjadi pemantik utama munculnya polemik seperti ketidakpuasan atas klaim Habaib kepada ulama-ulama tertentu.

Puncaknya, ada pada tesis Kiyai Imad yang sampai saat ini masih menjadi diskursus ditingkatan intelektual Islam. Sependek yang saya tahu, belum ada anti tesis dari penelitian Kiyai Imanuddin itu.

Memang ada banyak berseliweran kelompok yang mengklaim turunan Nabi tapi mempraktikkan hal-hal yang jauh dari sikap kemuliaan Nabi, baik kata maupun perilaku.

Beberapa bulan lalu saya melihat di kanal Youtube seorang yang diklaim Habaib (saya tidak tahu persis namanya), ia begitu mudah mengklaim bahwa yang menemukan pertama kali warna bendera Merah Putih adalah Guru Tua.

Saya belum tahu, apa rujukan seorang Habib itu mengklaim hal demikian. Padahal, sebagai Abnaul Khairaat, saya tidak pernah membaca referensi atas klaim yang ia sampaikan dalam dakwahnya.

Baca Juga: Kapan Sidang Isbat Idul Fitri 2025? Ini Jadwal dan Link Streamingnya

Yang saya tahu, Habib Idrus pernah membuat syair yang indah untuk menyongsong kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Guru Tua memuji Sukarno dan menjunjung tinggi merah putih.

Itu sama persis dengan klaim beberapa ulama yang mengatakan bahwa Pancasila bersumber dari ‘rukun Islam’. Teori ini juga lemah secara akademik, padahal Pancasila tidak hanya menyerap nilai keislaman, melainkan semua Agama, budaya lokal dan beragam Ideologi.

Klaim seperti itu terdengar sederhana, tapi berbahaya bagi sejarah bangsa Indonesia. Kita ingin menghindari kebenaran yang bersumber dari kebohongan yang disampaikan secara berulang.

Cerita kufarat semacam itu juga bisa membelah bangsa, menegasikan peran pemikir di Tanah Air, bahkan lebih parah, bisa menajamkan kembali pertentangan pemikir Islam di Nusantara dengan pemikir Islam puritan.

Padahal, ada banyak catatan sejarah yang menuliskan bagaimana ikatan persahabatan Habib Idrus Bin Salim Aljufri dengan Pendiri Nahdatul Ulama KH. Hasyim Asyari. Tidak heran ada kesamaan paling mencolok antara Alkhairaat dan NU dalam praktik muamalah.

Baca Juga: Proyek Talud di Kantor Kejaksaan Morowali Ambruk 30 Meter, padahal Baru Selesai Dikerjakan

Banyak hal yang janggal bagi saya dipertontonkan secara terbuka oleh beberapa orang pendakwah, bahkan yang mengklaim diri Habaib. Misalnya, menyembah kuburan, atau menjual sisa minuman orang-orang yang mengklaim diri sebagai Habaib kepada orang miskin, dengan harapan dapat jatah keberkahan.

Jujur, selama menimba ilmu di Alkhairaat, saya tidak menemukan praktik pendidikan seperti itu. Entah, dari mana asal muasalnya. Metode dakwah sejenis itu harus dijernihkan kembali. Agama itu sampai kepada mereka yang berakal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X