METRO SULTENG - Masyarakat Desa Tampabatu, Kecamatan Ampana Tete, Kabupaten Tojo Una-una, Sulteng, kini tersenyum lega. Masyarakat desa itu kini memiliki harapan baru untuk masa depan anak-anak mereka.
Bantuan berupa satu unit mobil minibus khusus untuk antar jemput anak sekolah yang dijanjikan Ahmad Ali, telah tiba di desa tersebut. Bantuan ini sangat masyarakat untuk mengantar anak-anak mereka ke sekolah.
Janji itu ditepati Ahmad Ali, bakal calon Gubernur Sulawesi Tengah 2024, setelah mendengar langsung keluhan warga mengenai kebutuhan transportasi di desa itu.
Baca Juga: Unggul di Pilgub Sulteng 2024, Ahmad Ali Klaim Memimpin Sementara Sesuai Data Real Count
Mobil minibus diserahkan langsung oleh Ketua DPD Partai NasDem Tojo Unauna (Touna), Sovianur Kure, yang juga calon Bupati Touna, pada 2 Desember 2024.
Penyerahan mobil minibus disambut haru oleh masyarakat, terlebih bagi para orang tua yang selama ini kesulitan menyediakan transportasi untuk anak-anak mereka.
Sebelumnya, kendaraan itu ditunjukkan kepada masyarakat pada tanggal 23 November 2024. Waktu itu belum diserahkan karena alasan saat itu sedang memasuki masa tenang.
"Menangis semua dorang waktu saya antar itu oto (mobil minibus)," ungkap Haji Oya, sapaan Sovianur Kure.
Suasana emosional itu menjadi bukti kehadiran bantuan tersebut sangat dinanti-nantikan. Namun, cerita ini menyimpan ironi yang tak dapat diabaikan.
Baca Juga: Tingkat Partisipasi Pilkada Sulteng 2024 Hanya 72,73 Persen, Hidayat Sebut ini Penyebabnya!
Dalam pemilihan gubernur 2024, suara Ahmad Ali di Desa Tampabatu ternyata nyaris kalah, hanya selisih tipis dari pasangan calon lain.
Ahmad Ali dengan tegas menyatakan bantuan itu tidak ada kaitannya dengan Pilkada, melainkan murni demi kemanusiaan.
"Kalian tidak punya utang apa-apa terhadap apa yang saya lakukan kepada kalian saat ini," ujar Ahmad Ali dalam pertemuan sebelumnya dengan warga di Padang Uloyo pada 19 September 2024.
Baca Juga: Tanggung Jawab Partisipasi Pemilih dan Mendaulatkan Suara Rakyat pada Pilkada 2024
Namun, realita di lapangan membuat hati miris. Menurut Haji Oya, banyak masyarakat setempat yang tampak pragmatis, seolah tak melihat siapa yang telah membantu mereka dan dampak besar yang diberikan untuk jangka panjang.