Si Hitam Manis dari Loru (Part 2 - selesai)

photo author
- Senin, 10 Juni 2024 | 07:40 WIB
Yojo Rifal, seorang penulis dan sastrawan berbakat asal Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.  (Foto: Ist).
Yojo Rifal, seorang penulis dan sastrawan berbakat asal Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. (Foto: Ist).

Oleh: Thales Lahusaeni

Setelah terbit buku Sekolah Hujan dan Secarik Kertas karyanya, kemudian menjadi pembicara kepenulisan di berbagai sekolah dan tempat lainnya di Sulawesi Tengah. Selama menjadi pembicara kepenulisan di beberapa tempat inilah Yojo Rifal berinisiatif untuk berkontribusi meningkatkan kemampuan membaca dan menulis dalam mengolah informasi dengan kata lain literasi, khususnya lewat kelas menulis.

Sebagaimana penulis sastra lainnya yang membuka kelas menulis, demikian pula Yojo Rifal. Ia juga membuka kelas menulis di tahun 2018. Dengan segala tantangan dan kendala, suka maupun duka.

Berawal memanfaatkan sarana sosial media, Yojo Rifal memposting status membuka kelas menulis kepada teman-teman di sosial medianya. Masuklah beberapa inbox dan kolom komentar yang penuh antusias oleh calon peserta di Facebook untuk mengikuti kepenulisan.

Baca Juga: Si Hitam Manis dari Loru (part 1)

Dimulailah angkatan pertama kelas menulis dengan nama "Membukukan Senja". Karena sosok Yojo Rifal telah menulis buku dan menjadi pembicara kepenulisan, tentunya hal tersebut sangat membantu dia untuk secara cepat mendapatkan murid. Ada nama ada peminat,  begitulah semesta bekerja.

Manusiawi, ada rasa senang bercampur bangga dibenak Yojo Rifal ketika kelas menulis mulai berjalan. Senangnya karena cita-cita menjadi penulis sudah sampai sejauh ini. Kemudian bangga karena beberapa orang murid tersebut penuh antusias mengikuti kelas menulis tersebut.

Dari sekian murid angkatan pertama, ada yang bernama Fatur. Ia seorang anak muda berbakat, yang kemudian menulis buku cerpen dengan judul "Aku".

Setelah kelas menulis "Membukukan Senja " angkatan pertama selesai, lalu kemudian Yojo Rifal mengembangkan sayap kelas menulis "Membukukan Senja" ke berbagai daerah di Sulawesi Tengah. Seperti di Kabupaten Parigi Moutong, Donggala dan Tojo Una-una, Sulawesi Tengah.

Baca Juga: Sigi Demam Bola

Di Kabupaten Tojo Una-una tepatnya di Kecamatan Ulubongka, kelas menulis Yojo Rifal lagi-lagi disambut antusias penuh persahabatan oleh pecinta literasi setempat, khususnya PIK- Remaja Kecamatan Ulubongka. PIK-Remaja Ulubongka mengadakan kegiatan temu PIK-R yang dirangkaikan dengan salah satu acara yakni kelas menulis, dimana Yojo Rifal selaku mentor-nya.

Di Parigi Mautong juga demikian. Kelas menulis pemuda kelahiran Loru Kabupaten Sigi ini diikuti oleh peserta dari beberapa siswa-siswi madrasah Aliyah Alkhairaat Tinombo dan komunitas Tinombo membaca. Kali ini Yojo Rifal diduetkan dengan penulis muda Sulawesi Tengah lainnya "Bhair Samatan" oleh pegiat literasi komunitas Tinombo Membaca.

Diktum Goresan Pena membuka mata dunia. Perjuangan literasi Yojo Rifal tidak berhenti disini. Ia lanjut ke desa wombo Kabupaten Donggala. Ia menyasar desa-desa membuka kelas menulis, khusus bagaimana menulis puisi.

Apa yang dilakukan Yojo Rifal seperti ungkapan ulama dan sastrawan Indonesia Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau Hamka. "Orang berakal hidup untuk masyarakatnya bukan buat dirinya sendiri".

Sebelum berbagi ilmu dan pengalaman kepenulisan di kelas menulis kepada pegiat literasi di beberapa daerah di Sulawesi Tengah, Yojo Rifal membuka lebih dulu kelas menulis di daerah dimana dia tumbuh beranjak dewasa, yaitu Kabupaten Sigi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X