Oleh: Aril (Ari Loru)
Teringat buku yang ditulis Prof. Dr. Tjipta Lesmana, M.A. tentang (Politik dan Bola). Adalah satu hal yang tidak bisa dipisahkan walaupun ada perbedaan. Masing-masing perbedaan memiliki nilai tinggi. Bahkan nilai tertinggi dalam kehidupan manusia.
Sepak bola misalnya mengejar kebahagiaan lewat prestasi klub maupun individu pemain. Sedangkan politik mengejar kebahagiaan lewat kroni-kroninya untuk mempertahankan kekuasaan. Maka tidak heran KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) menjadi hal lumrah bagi politikus.
Viralnya news Ketua Panitia Abdul Rahman di beberapa media online mengatakan bahwa Ahmad Ali Cup (AAC) batal diselenggarakan di Kabupaten Sigi. Walaupun persiapan sudah 100 persen. Hal tersebut mendapat respons kecewa dari pencinta bola.
Baca Juga: AKR Masterclass SIGI
Spekulasi miring terhadap Pemerintah Sigi berselewengan di beranda media sosial. Tidak sedikit yang pro, dan tidak sedikit pula yang kontra. Bagi kami kejadian seperti ini adalah barometer tensi politik menjelang voting day 27 November 2024.
Kekecewaan para pencinta sepakbola tidak bisa kita tutupi, walaupun ada opsi dari panitia untuk menyelenggarakan di tempat lain. Harus kita pahami sepakbola bukanlah seni kekuasaan yang instrumennya siap grakk Pak Bos...!!!
Sepak bola lebih dari kebahagiaan tentang dirinya sendiri. Ada cinta dan air mata di diri para supporter yang rela waktunya untuk menyaksikan klub idamannya bertanding. Harus diingat bahwa Sigi berprestasi di tingkat provinsi. Yang fenomenal untuk Sigi dalam sepakbola adalah juaranya GAPSI di DANREM CUP 2023.
Baca Juga: Rapat BGMP Donggala untuk Kemenangan Ahmad Ali Dihadiri Buya MJW
Biarlah bola bergulir dengan ritmenya Pak Bos, pencinta si kulit bundar tahu ke mana arah hati kami berlabuh. Jangan biarkan blunder politik menggrogoti elektabilitas. Sigi butuh harapan baru.
Boleh dikata sepak bola belum menjadi industrialisasi di Sulteng sehingga tidak mendapat respons positif pemerintah wilayah tersebut. Atau jangan-jangan? Aaahhhhhh sudahlah.
Yang jelas pemain Sigi sudah bisa berbicara di tingkat provinsi bahkan nasional. Sebut saja Agim Fahriansyah (Aco), Fikri Adriansyah, dan Fandi Pulu, tiga pemain yang familiar di hati penikmat bola Kabupaten Sigi. Bravo bro. U-25 se-Kabupaten Sigi.
#Refleksi Ruang Filsuf Kenung Aryo. (*).