METROSULTENG, Morowali Utara-- Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak tahun 2022 di 48 (Empat Puluh Delapan) Desa di Kabupaten Morowali Utara, Sulteng, mulai memasuki masa tenang.
Pilkades serentak tersebut digelar pada hari Rabu tanggal 13 Juli 2022, sehingga malam ini Senin (11/7) para kandidat calon Kepala Desa mulai risau dengan kondisi pesta demokrasi tingkat Desa.
Bahkan muncul kekhawatiran bakal terjadi Money Politik (Politik Uang) atau alias serangan fajar. Kenapa tidak, jabatan Kepala Desa kini menjadi rebutan, akibat dipicu tingginya Dana Desa yang masuk ke Desa.
Bahkan jabatan Kepala Desa kini jadi jabatan bergengsi, meski begitu tak sedikit Mepala Desa masuk bui akibat penyalahgunaan Dana Desa.
Baca Juga: Anies Sumbang 2 Sapi Qurban Berat 2 Ton ke PKS
"Kalau era orde baru, orang mau jadi kepala Desa berpikir 1000 kali, pasalnya selain kerjanya hanya semata mengabdi tanpa pamrih, gajipun tidak ada, namun sekarang, banyak peminat orang mau jadi kepala Desa, mungkin akibat tergiur uang miliaran dana desa yang masuk ke Desa, namun demikian kita berharap Pilkades Serentak tahun 2022 di Morowali Utara berlangsung tertib, aman dan damai," pinta warga.
Masa Pilkada lain lagi, konon para kandidat nekat menggelontor dana per-sekian rupiah pada masa Minggu tenang, dengan cara melakukan serangan fajar lewat tim sukses. Pertanyaannya, jika kandidat rela membagikan uang saat masa Minggu tenang, bagaimana kinerjanya saat telah menduduki jabatan.
Baca Juga: Mahasiswa Morowali di Yogyakarta Bahagia Pasca Renovasi Asrama
"Jadi sekarang ini, kompetisi dalam Pilkades pun bakal jadi ajang money politik, kalau ada calon kepala desa gentayangan melalui tim sukses membagikan uang, ambil uangnya tapi jangan coblos kandidatnya, pasalnya jika ia yang terpilih, akan rawan melakukan penyalahgunaan Dana Desa," cetus Aktifis LSM NCW (Nusantara Corruption Watc).***
.
Laporan: Rudy A.Mairi