Mustinya penghargaan yang paling tinggi diberikan kepada relawan dan siapa saja dalam perjuangan mencapai puncak tersebut adalah melaksanakan amanat rakyat yang dipercayakan kepadanya sesuai nilai figur dirinya yang dibentuk dan direkayasa dalam kampanye benar-benar sang figur ini meneruskan perjuangan seluruh kelompok relawannya kearah kebaikan hingga mencapai puncak kebenaran yang diinginkan. Bukan malah keinginan dan kampanye kelompok relawannya dipolitisir dengan senjata kuatnya kekuasaan yaitu UANG.
Bagaimana puncak kemuliaan kebenaran dapat diraih kalau kolaborasi yang relawan ikhlas dengan segenap jiwa dan sang figur menginjak injak nilai luhur keikhlasannya dengan fulus, dimana ketemunya?
Orang zaman Now yang berpolitik tanpa idealisme hanya akan merusak dan menguras kekayaan milik rakyat. Dimana ada fulus dan keuntungan pribadinya disitu mereka berkumpul akan berkumpul dan berhimpun.
Bodoh amat dengan orang lain. Makanya idiologi berpolitik Indonesia runtuh berkeping-keping dasar luhurnya ditinjau dari segi apapun karena komprominya dengan gerakan kejahatan apapun bentuknya. Orientasinya duit dan ideologinya perut.
Ilmu politik dan ilmu ilmu lainnya mempunyai tujuan akhir untuk kesejahteraan masyarakat, kalau tidak maka apapun itu tidak akan dikategorikan ilmu pengetahuan atau temuan-temuan. Bukan mensejahterakan golongan apalagi pribadi.
Jadi kalau seorang pemimpin dipilih atas nama kepentingan rakyat dengan dukungan rakyat lantas tidak mampu mensejahterakan rakyatnya, itu adalah pemimpin yang amat bodoh.
Melencengnya politik dari tujuannya mensejahterakan rakyat namanya bukan politik tapi keculasan.
Pribadi-pribadi yang mendukung ini adalah pribadi-pribadi culas yang tidak mengemban amanat rakyat.
Politik punya kaidah kaidah moral dan rambu-rambu hukum yang jelas, demikian juga dengan keberadaan masyarakatnya, punya rambu-rambu hukum untuk taat pada pemimpinnya.
Kemanunggalan anatara pemimpin dan rakyat adalah opsi besar dan kuat untuk mencapai kemajuan bangsa secara bersama sama dalam kebijaksanaan kecerdasan yang berimbang, saling menghargai dan saling mendukung dalam kiat-kiat kebenaran agama, sosial, budaya, ketatanegaraan dan lain-lain.
Rasulullah Muhammad SAW bersabda Sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.***