politik

Salah Kaprah, Penipuan Dianggap Politik

Kamis, 22 Agustus 2024 | 08:18 WIB
Abdissalam Mazhar. (Foto: Ist).

Oleh: Abdissalam Mazhar

Ada hal baru yang mengemuka dari berbagai konflik dingin baik yang terjadi di dalam partai politik besar maupun dengan pribadi-pribadi pengambil keputusan dari berbagai partai, apalagi yang melogolan diri sebagai KIM, Koalisi Indonesia Maju.

Diangkat sebagai pendamping dalam lingkaran jabatan paling dekat dengan penguasa, membuat lalai hampir semua tokoh nasionalis yang di bawahnya bergantung berbagai amanat rakyat hasil rapat, slogan, kampanye dan sihir yang mengatasnamakan rakyat, kemajuan harkat dan martabat hidup rakyat, kemajuan pembangunan untuk rakyat dan perbaikan ekonomi nasional untuk rakyat.

Bahkan masih banyak lagi lebel-lebel untuk dan karena rakyat lainnya yang mereka lakukan, syiarkan dan orasikan dalam jadwal tetap panggung - panggung imbauan dan pembinaan yang sering kita dengar dan saksikan.

Baca Juga: Merdeka Berpolitik dan Politik Merdeka

Buaian yang dipakai oleh sang penguasa adalah buaian yang sama dipakai  Fir'aun kepada para menterinya hingga sadar atau tidak sadar, mereka telah menyebut dan memanggilnya Tuhan dalam bahasa Ilmiah maupun bahasa khayalan kayangan.

Sang Tuhan yang membuatnya dapat menimbun kekayaan sedapat mungkin dan dengan cara apa saja. Sang Tuhan yang membiarkan mereka membohongi rakyat kapan saja dan sang Tuhan yang membuka jalan lebar-lebar membagi kesenangan. Sungguh manajemen nafsu syaithaniyah yang amat modern, baru dan tak terbatas.

Sementara di belahan dunia lain, yang notabene penganut liberalisme bahkan komunisme sekalipun, sangat-sangat malu pada rakyatnya ketika ada pejabatnya apalagi yang dekat dengan sang presiden berbuat tindakan hina yang bertentangan dengan konsep-konsep dinamis yang pembangunan kenegaraan, yaitu menjaga marwah amanat dan kepercayaan rakyat yang telah memilihnya.

Baca Juga: SEORANG HIDAYAT

Lihatlah kejadian sekarang ini. Bagaikan tertekan, terkungkung dan tersihir dengan pikiran dan perlakuan mereka sendiri dalam lindungan nafsu tak terbatas itu, semua berjalan dengan kehendak tanpa mematuhi norma-norma hidup berbangsa dan bernegara berdasarkan nilai laku Pancasila dan hikmah UUD 1945.

Mereka teradu satu sama lain dalam gerakan siklus tipuan program inteligen dunia, yang menginginkan negara dengan mayoritas muslimnya diobok-obok oleh kekerdilan pikiran dalam penghianatan iman.

Alkisah, tipuan dianggap cara dan gaya politik terkini. Ada apa? Semuanya telah makan umpan dan rekam jejaknya ada, jelas tercatat, terpantau dan bahkan terstruktur.

Baca Juga: Giliran PKB Rekomendasikan Delis-Djira di Pilkada Morowali Utara 2024

Hampir di berbagai bidang bahkan sampai di dunia pendidikan rakyat dirugikan bertriliun-triliun rupiah. Dari mulai BUMN hingga kementerian-kementerian sampai kementerian agama pun terjadi perampokan uang rakyat atas nama korupsi yang tidak sedikit.

Anehnya sudah terkuak, terbuka lebar dan bahkan viral dimana-dimana, tidak membuat membuat mereka semakin tobat, bahkan hampir stiap bulan bertambah dan tetap berlomba saling mencari kesempatan dan cara menelikung rakyat dengan kebejatan koruptisme mereka.

Halaman:

Tags

Terkini

Ramai Soal KUHAP Baru, Ketua Komisi III DPR Buka Suara

Selasa, 18 November 2025 | 17:46 WIB

Anak Muda: Melek Politik dan Melek Berpartai

Senin, 17 November 2025 | 09:26 WIB