Oleh: Aril (Ari Loru)
Kejutan-kejutan terjadi di awal bulan Juni ini. Bermula dari juaranya Sang Raja Eropa Real Madrid 2-0 Atas Borusia Dortmund.
Kemenangan itu mencatatkan mereka sebagai club dengan perolehan trofi terbanyak dikancah persepakbolaan Eropa. Kesuksesan Madrid tak lepas dari sentuhan tangan dingin juru taktik Carlo Ancelotti, The King Masterclass.
Termonitor dari ruang filsuf Kenung Aryo sembari seruput segelas White Coffe, ternyata kejutan-kejutan di awal bulan Juni tak hanya di rasakan Madridista saja.
Baca Juga: Si Hitam Manis dari Loru (part 1)
Politisi-politisi Sigi juga mengalami hal yang sama. Dari elite partai, sampai politikus warkop kaki lima, merasakan adanya sebuah fenomena baru.
Berputarnya haluan perjuangan Torki Ibrahim Turra dari jalur Perseorangan ke jalur usungan partai politik dianggap telah membuyarkan kalkulasi politik Sigi. Sungguh mengejutkan publik Sigi.
Bahkan Ketua DPC partai berlambang Mercy ikut geram dibuatnya.
Menyikapi itu, Ketua Tim IndependenT Adi Kabarani Repadjori (AKR) angkat bicara soal respons Ketua DPC Demokrat Sigi, Ajub Darawia. Menurut AKR, sikap Ajub tidak mencerminkan seorang politikus senior. Apalagi ditanggapinya dengan emosional. Baper berlebihan.
Ada ketakutan akut menurut Adi. Terbaca kalau sang ketua partai gagal mencermati tensi yang mulai menanjak di Pilkada Sigi.
Bagi AKR, dinamika yang terjadi akhir-akhir ini yang kian memanas seperti ini bukan hal baru dihadapinya.
Percaturan perpolitikan tanah Sigi masih didominasi jaringan Satoe Komando yang dimotori AKR. Ruang publik sampai ke akar rumput masih solid untuk mengantarkan pasangan IndependenT menjadi Bupati Sigi.
Maka tak salah, tulisan kami sebelumnya mengatakan tim yang dibangun di atas gagasan adalah Tim Satoe Komando. AKR, masterclass Sigi, telah teruji baik secara kualitas ataupun kuantitasnya.