Oleh: Rudy A. Mairi
Voting day (pemungutan suara) Pilkada serentak yang jatuh pada hari Rabu 27 November 2024, semakin dekat.
Masa kampanye masih bergulir ditengah masyarakat, sudah barang tentu masing-masing pasangan calon kandidat, baik pemilihan gubernur-wakil gubernur, wali kota-wakil wali kota, bupati dan wakil bupati, saling memperebutkan hati rakyat untuk memilihnya di ajang kampanye yang sedang berlangsung.
Setiap kandidat sudah punya 'senjata pamungkas' untuk merebut hati rakyat, apa 'senjata pamungkas' itu?
Tentu adalah aduh gagasan maupun visi misi yang digelontorkan kandidat di hadapan perserta kampanye, dengan demikian rakyat berharap gagasan-gagasan yang ditawarkan kepada rakyat dan berharap pro rakyat, bukan terhadap kepentingan politik maupun kelompok tertentu serta kepentingan kandidat jika terpilih memimpin daerah selama 5 tahun.
Pilkada bukan jadi arena perseteruan untuk saling memojokkan apalagi menebar fitnah, hoax serta money politik (politik uang), isu SARA, maupun propaganda memecah belah anak bangsa. Akan tetapi Pilkada bagian dari arena pendidikan politik untuk mencerdaskan rakyat, untuk memberi apa hak Rakyat dan arti kedaulatan rakyat itu sendiri.
Pemimpin dipilih oleh rakyat dalam Pilkada yang berebut memengaruhi hati rakyat agar duduk di kursi singasana pemimpin daerah, untuk menjadi pelayan rakyat yang jujur adil secara merata, transparan dan memihak terhadap kebenaran yang selalu dirindukan oleh rakyat.
Pada masa kampanye saat ini, sejumlah daerah-daerah yang menggelar Pilkada marak dihiasi gambar baliho para kandidat yang bertarung politik merebut hati rakyat, sehingga pesta demokrasi yang tengah berlangsung ini dimeriahkan para foto kandidat untuk menebar pesona atau pencitraan dimata rakyat pemilih.
Meski demikian pertarungan politik dalam Pilkada kadang dinodai oleh isu-isu yang negatif dan kampanye hitam, yang menimbulkan perseteruan dan ketengangan yang dapat mengarah benturan politik dan bisa bergejolak dan memecah belah anak bangsa yang mencintai Bhineka Tinggal Ika dalam untaian NKRI.
Kandidat yang terpilih karena menang pada aduh gagasan, adalah pemimpin yang visioner. Namun demikian jika terpilih dengan pergerakan politik uang maupun isu propaganda yang negatif, akan sangat riskan dalam menjalankan roda pemerintahan yang dapat menciptakan ruang korupsi dan nepotisme.
Tentu kita semua berharap Pilkada berlangsung sejuk, aman dan damai dalam pesta demokrasi yang tengah berlangsung 27 November mendatang. (*)