BANDUL politik pemilihan Gubernur (Pilgub) Provinsi Sulawesi Tengah telah bergerak. Gerakannya dinamis. Kanan ke kiri, kiri ke tengah. Bahkan ada gerakan berputar alias berbalik arah.
Bakal calon sudah menyatakan diri siap maju, mencalonkan di pesta demokrasi lima tahunan itu. Beberapa nama yang mengemuka di publik mencalonkan Gubernur, antara lain Anwar Hafid, Ahmad M Ali, Moh Irwan Lapatta, Hidayat Lamakarate, dan petahana Rusdy Mastura.
Dari beberapa nama di atas, yang paling santer beberapa waktu terakhir adalah Anwar Hafid dan Ahmad Ali. Dua pria asal Wosu, salah satu desa di Kabupaten Morowali, Sulteng.
Baca Juga: PKB Tepis Isu 'Karpet Merah' kepada Anwar - Renny di Pilgub Sulteng 2024
Keduanya telah resmi mendaftar di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Meyakinkan partai besutan Muhaimin Iskandar itu untuk berkoalisi. Anwar adalah calon jagoan Partai Demokrat, sedangkan Ahmad Ali calon tunggal Partai NasDem.
Pasca mendaftar di PKB, safari politik Ahmad Ali berlanjut. Waketum DPP Partai NasDem itu menemui fungsionaris DPW PAN Sulteng di kantornya di bilangan Jalan Kamboja, Palu.
Pertemuan Ahmad Ali dengan PAN sontak memunculkan prediksi arah koalisi. Kesiapan sumber daya Ahmad Ali dan NasDem menatap Pilgub Sulteng 2024, disebut-sebut menjadi pertimbangan PAN yang "kemungkinan" menerima pinangan NasDem.
Tidak berhenti sampai disitu. Ahmad Ali juga bertemu petinggi PDI Perjuangan Sulteng baru-baru ini. Pertemuannya sedikit istimewa.
Anggota DPR RI yang sebentar lagi meletakan jabatannya itu, menjamu Ketua PDI Perjuangan Muharram Nurdin di kediamannya Jalan Swadaya, Palu. Pertemuan politik keduanya dirangkaikan dengan buka puasa bersama.
Dan yang terbaru, Ahmad Ali juga dikabarkan menjalin komunikasi dengan Partai Gerindra dan Golkar. Keintiman komunikasi politik yang dibangun suami Ketua DPRD Sulteng Nilam Sari Lawira, membuat pergerakan arah koalisi saat ini masih didominasi NasDem.
Baca Juga: Isyaratkan Berkoalisi, Ahmad Ali Tak Ragukan Kesetiaan PKB
Jika Ahmad Ali gencar melakukan lobi dan komunikasi politik untuk menggaet mitra koalisinya di Pilgub, berbeda lagi dengan jalan politik yang ditempuh calon rivalnya Ketua Demokrat Sulteng, Anwar Hafid.
Bermodalkan 8 kursi di DPRD Sulteng hasil Pileg 2024, Anwar terkesan enggan milirik mitra koalisi lainnya. Padahal peluang itu terbuka sekali.
Namun, Anwar lebih tertarik mempatenkan duet dengan PKB saja. Taktiknya, memasang kader kesayangan PKB dr. Reny Lamadjido di posisi wakil. Benar-benar koalisi sederhana, ramping serta hemat.
Mantan Bupati Morowali dua periode itu sepertinya ingin bermain aman. Lebih memilih "jalan sepi" tanpa hingar bingar bargaining politik dan sebagainya.