METRO SULTENG - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dapil Sulawesi Tengah, Dr. Abdul Rachman Thaha, SH., MH, menyoroti peran daerah dan keterlibatan masyarakat di dua daerah tujuan investasi di Sulawesi Tengah, yaitu Kabupaten Morowali dan Morowali Utara.
Menurut senator yang akrab disapa ART ini, daerah belum signifikan terlibat maupun melibatkan diri dalam peran yang besar. Pengakuan kepada Sulawesi Tengah masih sebatas pemilik wilayah. Selebihnya belum terlihat.
"Akibat dari itu, dampaknya ke masyarakat kita. Apa saja yang dibutuhkan di Morowali dan Morowali Utara, kita masih dominan jadi penonton. Bukan pemain," ujar ART saat menggelar reses di Kota Palu, Minggu sore (8/10/2023).
Peserta reses sore itu sebagian besar mahasiswa. Mereka berasal dari beberapa kampus di Kota Palu dan sekitarnya. ART diminta mahasiswa menyuarakan aspirasi di bidang pertambangan.
Di hadapan para mahasiswa, ART menyayangkan kondisi ini. Ia meminta kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten setempat, secepat mungkin mencari formula yang tepat. Dengan begitu peran daerah dan keterlibatan masyarakat tuan rumah menjadi lebih besar.
"Seperti kebutuhan pangan, lauk pauk, dan sayur mayur. Siapa yang suplai ke Morowali dan Morowali Utara? Semua dari luar Sulteng. Miris sebenarnya sih. Kita (Sulteng) belum maksimal, belum bisa bikin apa-apa," ART menyayangkan.
Pria kelahiran Palu 17 September 1979 ini menceritakan, suatu ketika ia makan malam di salah satu rumah makan di Jakarta. Di sebelahnya ada empat orang yang sedang serius membahas bisnis. Sayup-sayup terdengar yang mereka bahas adalah suplai pangan dan lauk pauk ke smelter nikel Morowali dan Morowali Utara.
Baca Juga: Di Hadapan Masyarakat Donggala, ART Minta Restu Memimpin Sulteng pasca DPD RI
"Saya kebetulan berdekatan duduknya. Mereka membahas stok dan teknis pengiriman. Yang mereka suplai berton-ton jumlahnya. Bukan jumlah yang sedikit. Saya rasa malu dan sekaligus prihatin dengan daerah saya," kenang senator yang duduk di Komite I ini.
Penyuplai pangan dan lauk pauk ke smelter nikel di Morowali dan Morowali Utara saat ini, dominan pengusaha dari Jakarta, Surabaya, dan sebagian Sulawesi Selatan. Tiga daerah itu memainkan peran besar dibanding Sulteng.
"Mereka juga dapat stok bukan dari dalam negeri. Tapi impor juga. Tidak pusing mereka, yang penting dapat untung dan lancar pengirimannya," curhat ART.
Olehnya itu, ART berharap Sulteng harus segera berbenah. Ciptakan daya saing. Segera bergerak, tak boleh lagi hanya menjadi penonton.
"Plus minus sebuah investasi selalu mengikuti. Tapi jangan kita hanya dapat minusnya. Tapi orang lain dapat plusnya. Tidak masuk logika saya. Ini menjadi tugas bersama. Namun, pemda setempat harus menjadi motornya memimpin ke arah perubahan," motivasi senator asal Sulteng ini.