Adapun arti “wa innalladzīnakhtalafū fil-kitābi lafī syiqāqim ba‘īd”, Syekh Nawawi memberi gambaran orang yang berselisih dalam kitab dengan orang-orang yang mengimani sebagian kitab Allah dan mengufuri sebagian lainnya, mereka berada dalam persengketaan yang jauh dari petunjuk. (Muhammad Nawawi Al-Jawi, At-Tafsirul Munir li Ma’alimt Tanzil, juz I, halaman 39).
Padadalam tiga ayat di atas Allah menjelaskan bagaimana beratnya konsekuensi bagi ahli kitab yang menyembunyikan dan mengubah isi kitab mereka dengan ancaman siksa yang pedih.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan alasan mengapa orang-orang ahli kitab yang telah menyembunyikan dan mengubah isi kitab mereka berhak mendapatkan siksa tersebut.
Berikut penjelasannya:
إنما استحقوا هذا العذاب الشديد لأن الله تعالى أنزل على رسوله محمد صم وعلى الأنبياء قبله كتبه بتحقيق الحق وإبطال الباطل, وهؤلاء اتخذوا أيات الله هزوا, فكتابهم يأمرهم بإظهار العلم ونشره فخالفوه وكذبوه. وهذا الرسول الخاتم يدعوهم إلى الله تعالى ويأمرهم بالمعروف وينهاهم عن المنكر وهم يكذبونه ويخالفونه ويجحدونه ويكتمون صفته فاستهزؤوا بأيات الله المنزلة على رسله فاستحقوا العذاب والنكال
Artinya: “Mereka berhak mendapatkan siksa yang berat dikarenakan Allah ta‘ala telah menurunkan kepada rasul-Nya, Muhammad Saw juga pada nabi-nabi sebelumnya, kitab-kitab Allah dengan menegakkan kebenaran dan menghilangkan kebatilan. Mereka (ahli kitab) menjadikan ayat-ayat Allah sebagai candaan. Kitab mereka memerintahkan untuk menampakkan dan menyebarkan ilmu, namun mereka menyelisihi dan tidak mempercayainya. Rasul ini (Muhammad) yang menjadi akhir utusan mengajak mereka kepada Allah, memerintahkan melakukan kebaikan dan melarang melakukan kemungkaran, namun mereka menyelisihinya, tidak mempercayainya, dan menyembunyikan sifatnya. Mereka menghina ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada rasul-rasulnya. Karenanya mereka berhak mendapatkan siksa. (Ibnu Katsir, Tafsir Al-Quranul Azhim, [Riyadh, Daru Thayyibah: 1999 M/1420 H], juz I, halaman 484). Wallahu a’lam.
***
Sumber; NU Onlir/Ustadz Alwi Jamalulel Ubab, Alumni Pesantren KHAS Kempek Cirebon dan Mahasantri Ma'had Aly Saidussidiqiyah Jakarta.