Nauru, Negara Kaya Yang Bangkrut Akibat Tidak Bisa Olah Sumber Daya Alam Serta Keuangan

photo author
- Sabtu, 19 November 2022 | 23:05 WIB
Negara Nauru
Negara Nauru

METRO SULTENG-Nauru merupakan nama sebuah Negara kecil yang terletak dibarat daya samudra pasifik dengan luas sekitar 21 kilometer persegi.

Negara dengan jumlah penduduk sekitar 10 ribu jiwa ini dulunya menyandang predikat sebagai negara terkaya didunia dengan pendapatan perkapita tertinggi didunia mencapai 27 ribu dollar pertahun, jauh diatas pendapatan perkapita Amerika Serikat ditahun 1980 sebesar 12 ribu 500 dollar.

Mengutip dari Vidro Tiktok (VT) @adaorazld, Sabtu (19/11/2022). Kala itu kekayaan Negara yang tak memiliki ibu kota ini berasal dari sumber daya alam yaitu pertambangan guano atau bahan alami penghasil fospat yang bernilai ekonomi tinggi.

Baca Juga: RSUD Undata di Sulteng Gelar PCI dan Pelayanan Kemoterapi Perdana

Pada tahun 1968 setelah Negara Nauru Merdeka diperkirakan terdapat sekitar 60 hingga 70 cadangan fosfat dan sejak saat itu Rakyat Nauru benar-benar menikmati kekayaan alamnya.

Setiap harinya, Rakyat Nauru bekerja ditambang dan menikmati segala kemewahan, tak hanya memiliki uang yang melimpah, Pemerintah Nauru juga menbebaskan pajak dan menberikan subsidi perumahan secara besar-besaran.

Pemerintah Nauru juga memberikan pelayanan publik gratis, mulai dari rumah sakit, sekolah, transportasi, layanan air bersih, listrik dan pelayanan publik lainnya.

Selain itu, Pemerintah Nauru banyak mengirim pemuda ke universitas bergengsi di Australia dengan biaya dan subsidi penuh dari Pemerintah.

Baca Juga: Samsung Galaxy M34 Segera Dirilis, Intip Spesifikasinya

Bahkan untuk berbelanja saja, Rakyat Nauru akan berbelanja di Australia atau Singapura dengan menumpang pesawat yang tiket juga di tanggung oleh Negara.

Pada 1976 produksi fosfat di Nauru mencapai 2 juta pertahun dengan harga 60 juta dollar Australia pertonnya, yang artinya dari penjualan Fosfat saja pendapatan Negara Nauru itu mencapai 120 juta dolar jika dikomfersikan ke Rupiah saat ini itu mencapai Rp 9 triliun Rupiah pertahunnya.

Selama satu dekade antara tahun 1974 hingga 1980-an segala kemewahan benar-benar menjadi milik Masyarakat, segala pernak pernik dan isi rumah dipenuhi dengan barang-barang berharga, bahkan kala itu pantai Nauru di penuhi kapal pribadi milik Rakyat Nauru secara perorangan.

Baca Juga: Lambretta X300 Diluncurkan, Tampang Saingi Vespa, Dilengkapi Desain Riding Position

Karena terbuai dengan kemewahan hingga membuat Rakyat Nauru menjadi lupa bahwa untuk mengelola keuangan atau kekayaan Negara, seseorang harus belajar dan bersekolah.

Dan pada saat memasuki tahun 1986 pemerintah dan Rakyat Nauru mulai menyadari jika cadangan fosfat dinegara mereka mulai berkurang. Pemeritahan Nauru yang kebingungan lalu memikirkan cara bagamana mengelolah keuangan Negara mereka yang nilainya milyaran dollar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X