Selain itu berkat kerjasama dengan Aremania, Panpel Arema mampu mencatatkan rataan penonton tertinggi se-Asia Tenggara untuk musim kompetisi 2009-2010 dan 2010-2011.
Stadion yang juga menjadi kandang klub medioker milik Pemerintah Kabupaten Malang, Persekam Metro FC ini pun sempat menjadi saksi betapa luar biasanya Aremania dalam mendukung klub kebanggaannya Arema.
Sebut saja beberapa kali aksi pengibaran bendera raksasa berlogo Arema, termasuk aksi kolosal One Incredible Blue (OIB) pada musim 2014, hingga One Soul One Nation yang baru saja kita lewatkan pada 17 Januari 2016 lalu.
Kanjuruhan juga sempat menjadi stadion yang “angker” lantaran ditinggal para “penghuninya” di ISL musim 2011-2012, kala terjadi dualisme klub Arema.
Stadion berkapasitas 45 ribu itu hanya terisi tak lebih dari seribu orang saja di tiap laga yang dilakoni Arema selama putaran pertama.
Lambat laun, di putaran kedua, stadion ini kembali penuh oleh lautan biru Aremania.
Pada awal musim 2014, stadion ini mengalami penambahan satu tribun, yakni tribun berdiri.
Tribun ini berada di sekeliling sentelban dengan pagar yang memisahkan tribun dengan lapangan.
Penambahan tribun ini praktis menambah kapasitas stadion menjadi benar-benar mencapai 45 ribu penonton.
Ketua Panpel Arema, Abdul Haris menyatakan jika penambahan tribun ini dimaksudkan untuk mengantisipasi membludaknya Aremania pada laga-laga tertentu bertajuk big-match.***