METRO SULTENG- Siapa yang tidak kenal dengan Morowali. Ya, Kabupaten di Sulawesi Tengah yang memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah berupa Nikel, dan wilayah tempat berdirinya kawasan-kawasan industri terkenal se-Asia Tenggara yaitu PT IMIP.
Kabupaten yang berdiri tahun 1999 itu memiliki Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADBH) perkapita Kabupaten/Kota Sulawesi Tengah tahun 2016-2020, yakni Rp 502,4 juta.
Baca Juga: Memperjuangkan Hak Pendidikan bagi Generasi Muda Sulawesi Tengah
Data tersebut menurut dari Badan Pusat Statistik menempatkan Morowali berada diurutan pertama PDRB tertinggi di Sulawesi Tengah mengalahkan Kabupaten Morowali Utara yang hanya Rp 85,51 juta.
Berdasarkan indikator penghitungan itu, ini mengartikan Morowali memiliki ekonomi tertinggi di Sulteng dan saat ini dipimpin oleh Bupati Morowali periode 2018-2023 Drs H.Taslim.
Visi Bupati Morowali ingin mensejahterakan semua masyarakat di Kabupaten yang berjuluk Tepeasa Maroso itu. Namun sayangnya, wilayah-wilayah terpencil belum mampuh dijangkau hingga hampir habis masa jabatannya.
Baca Juga: Momentum 2024, Poso Mesti Merenungi Perjalanan Sejarah
Dua dusun terpencil yaitu Dusun V Lere'ea Desa Lele dan Dusun lll Polondongan Desa Dampala yang saat ini sangat miskin pelayanan layak dari Pemkab Morowali.
Dilansir dari Trans Sulteng, dua dusun tersebut tidak memiliki pelayanan pendidikan dan kesehatan yang memadai. Warga terpaksa berobat dan melanjutkan sekolah di Kabupaten wilayah Provinsi tetangga seperti Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Menurut informasi dari warga, dua dusun tersebut tidak ada petugas kesehatan yang ditempatkan untuk menetap melayani masyarakat, kondisi bangunan Puskesmas Pembantu (PUSTU) sudah hancur terbengkalai.
Mardia warga setempat salah seorang dukun melahirkan menjadi andalan para ibu-ibu saat melahirkan, lantaran tidak adanya bidan atau perawat yang ditempatkan.
Baca Juga: Akhirnya Enam Desa di Kepulauan Togean Teraliri Listrik, Ini Kata Bupati Tojo Una Una Moh Lahay
Kata dia, warga jika sakit berobatnya ke Kabupaten Konawe Utara, begitupun jika ingin melanjutkan sekolah ke tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Kalau kita menunggu petugas kesehatan dari Morowali, nanti mati orang baru tiba disini, kondisi sekolah Dasar juga memperihatinkan, lanjut sekolah SMP anak-anak Kabupaten sebelah," kata dukun yang selalu melayani masyarakat Lere'ea ini.
Baca Juga: Jam Tangan MeisterSinger Pangea, Edisi 2023 Yang Gagah Tahan Air Dihargai Rp36 Juta