pendidikan

Polemik Terlantarnya Pramuka Poso, Ari Machmoed: Alasan Kemanusiaan, Bukan Tujuan Apa-apa

Kamis, 17 Agustus 2023 | 10:52 WIB
Mohamad Syarif Rum Is Machmoed atau yang akrab disapa Ari Machmoed.

METRO SULTENG - Mantan anggota KPU Kabupaten Poso periode 2008-2013, Mohamad Syarif Rum Is Machmoed, yang merupakan warga Poso yang saat ini menetap di Jakarta, menyayangkan bantahan dari pihak Kwarda Gerakan Pramuka Sulteng.

Baca Juga: Rombongan Pramuka asal Poso Sulteng Terlantar di Cibubur, Terancam Tidak Bisa Pulang

Rombongan Pramuka asal Kabupaten Poso, Sulteng, benar adanya terlantar saat ikut kegiatan Raimuna Nasional XII di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta.

"Saya di lokasi kejadian waktu itu. Jadi saya tahu. Dan saya sengaja bicara di media masalah ini (terlantar). Supaya masalah ini diperhatikan. Alasan kemanusiaan, bukan tujuan apa-apa. Apalagi untuk tujuan politik. Bukan itu tujuan saya," kata pria yang disapa Ari Machmoed tersebut, via ponselnya Kamis pagi (17/8/2023).

Ari mengungkapkan, tidak mungkin dirinya membiarkan sesama warga Poso yang menemui kendala saat berada di Jakarta. Karena ada kendala itulah sehingga dirinya turun tangan.

"Bagaimana tidak mau dibantu, malam pertama (Sabtu malam) tiba di Cibubur, rombongan Pramuka Poso hanya diinapkan di tenda milik Badan Bencana. Tidak dibolehkan mendirikan tenda di lokasi perkemahan. Sebab, Pramuka Poso tidak terdaftar sebagai peserta Raimuna, padahal sebelumnya sudah mendaftar sejak dari Poso," kata Ari.

Karena itulah, Ari meminta kepada jajaran Kwarda Gerakan Pramuka Sulteng dan Pemda Poso, untuk tidak ego dalam persoalan Pramuka Poso. Karena sejak mereka ditolak menjadi peserta Raimuna Nasional oleh panitia, Pramuka Poso kebingungan harus bagaimana.

"Pramuka Poso yang ikut Raimuna Nasional kali ini, ibarat sudah jatuh tertimpah tangga pula. Persoalan di kepengurusan Pramuka di daerah, pada akhirnya mereka kena imbasnya. Mereka ini tidak tahu apa-apa," ujar Ari.

Baca Juga: Abdurrachman Kasim: Tidak Benar Pramuka asal Poso Terlantar, Itu Fitnah dan Pembohongan

Tahu tidak, lanjut Ari, rombongan Pramuka Poso 23 orang (pembina dan peserta), harus membayar uang penginapan sembari menunggu jadwal kepulangan ke Poso. Kalau tidak begitu, mereka menginap dimana. Karena mereka ini bukan peserta, tidak bisa dirikan tenda di lokasi perkemahan.

Terkait video yang diterima pihak Kwarda Gerakan Pramuka Sulteng bahwa Pramuka Poso menjadi visit/visitor (peninjau), Ari menyatakan itu setelah ada negosiasi. Kedatangan ke Cibubur bukan menjadi visitor, tapi jadi peserta Raimuna Nasional.

"Menjadi visitor itu setelah kami bantu fasilitasi. Itupun hanya 10 orang bisa dapat Id card. Meski menjadi visitor, tapi tetap tidak bisa mendirikan tenda di lokasi perkemahan," ungkap Ari.

Buktinya, uang pendaftaran menjadi peserta Raimuna Nasional dikembalikan kepada rombongan Poso. Besarannya Rp18,3 juta (bukan Rp11 juta-red).

Baca Juga: Kemeriahan Morowali Merayakan HUT RI ke 78

Olehnya itu, Ari menegaskan bahwa keberangkatan Pramuka Poso ke Cibubur kali ini, benar-benar menjadi pelajaran. Harusnya anak-anak Poso bersemangat ikut Raimuna dan peringatan Hari Pramuka, tapi yang didapat hanya kerepotan.

Halaman:

Tags

Terkini