Khutbah Jumat Tema Idul Adha: Ibadah Kurban dan Nilai-Nilai Sosial dalam masyarakat

photo author
- Jumat, 30 Juni 2023 | 05:39 WIB
Khutbah jumat temah menyembelih hewan kurban
Khutbah jumat temah menyembelih hewan kurban

Artinya: “(1). Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. (2). Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). (3). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).”

Dari ayat ini kita bisa memahami bahwa kurban merupakan ibadah yang memiliki dimensi vertikal yakni berhubungan dengan Allah swt. Dengan melaksanakan kurban, kita menyambungkan diri untuk mendekat kepada Allah. Hal ini sesuai juga dengan makna kata kurban itu sendiri yang secara etimologi/bahasa berasal dari bahasa Arab yakni: qariba – yaqrabu – qurban wa qurbanan wa qirbanan, yang artinya dekat.

Selain Dimensi vertikal, ibadah kurban juga memiliki sisi lain yakni dimensi horizontal. Hal ini bisa kita lihat dari keikhlasan orang yang berkurban mengeluarkan rezekinya berupa harta untuk dibelanjakan membeli hewan dan kemudian disembelih untuk dibagikan dagingnya kepada orang lain.

Ibadah ini tentu akan berdampak positif bagi kehidupan dan mampu menumbuhkan nilai-nilai moral seperti kepedulian, kebahagiaan, dan kebersamaan di antara individu dalam sebuah masyarakat.

Terlebih bagi mereka kaum fakir dan miskin yang membutuhkan uluran tangan dengan berbagi kegembiraan. Jika di Hari Raya Idul Fitri kita berbahagia dengan berbagi zakat fitrah, maka pada Idul Adha ini kita berbahagia bersama dengan berbagi daging kurban. Para fakir dan miskin harus diprioritaskan sebagaimana diingatkan oleh Allah:

لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَاۤىِٕسَ الْفَقِيْرَ ۖ

Artinya: “Agar mereka
menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang diberikan Dia kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. (QS Al-Hajj: 28).

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah Selain menumbuhkan nilai-nilai kebahagiaan dan kepedulian, ibadah kurban juga mampu menumbuhkan dampak positif pada sisi sosial kemasyarakatan. Bagaimana tidak? Bisa kita lihat bersama khususnya di Indonesia, ketika waktu penyembelihan hewan kurban tiba, masyarakat ramai-ramai membentuk kepanitiaan dan bersama-sama, bahu-membahu, saling membantu menangani dan mengelola hewan kurban.

Tradisi kebersamaan ini harus terus dipupuk dan dipertahankan sekaligus diwariskan kepada anak cucu kita di tengah perubahan zaman yang mengarah kepada sikap individualistik akibat perkembangan ilmu dan teknologi.

Saat ini perlu kita maksimalkan kembali tradisi-tradisi berkumpul untuk merekatkan kembali hubungan sosial antar individu masyarakat. Perlu adanya kesadaran kembali pentingnya berinteraksi secara fisik dan mental dengan sesama, bukan hanya hubungan secara virtual melalui media sosial.

Kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Setiap dari kita pasti membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan, khususnya orang-orang yang ada dekat di sekitar kita.

Spirit kurban harus bisa menumbuhkan kebaikan dan kemaslahatan di lingkungan kita. Ibadah kurban harus mampu menjadi langkah kebaikan yang mampu dirasakan manfaatnya oleh orang lain. Tidak boleh juga dilihat dari banyak atau sedikitnya daging kurban yang ada, namun harus dilihat juga dari pentingnya mengawali sebuah kebaikan. Rasulullah bersabda:

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئاً، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ." أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

Artinya, “Dari Abu Dzar ra, beliau berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sungguh janganlah kamu memandang rendah suatu kebaikan pun, meski kamu sekedar bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri.” (HR Muslim).

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah Demikian khutbah singkat pada kesempatan kali ini, semoga bisa membawa pencerahan bagi kita semua. Semoga kurban yang kita laksanakan pada hari Raya Idul Adha tahun ini akan benar-benar mampu meningkatkan solidaritas dan soliditas sosial di lingkungan kita, sehingga mampu memunculkan kebahagiaan bagi seluruh masyarakat. Amin.

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ . بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X